REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan penyebaran poster budak seks ISIS menggambarkan pelakunya memiliki empat motif jahat. Ia juga mengatakan tindakan itu merupakan bentuk teror awal kepada instansinya.
Pertama, menurut Sudarnoto, pelaku ingin merendahkan kesucian tempat ibadah. “Masjid menjadi tempat untuk mendaftar para “ukhti” untuk melakukan seks jihad.” kata dia, Rabu (13/8).
Kedua, Sudarnoto mengungkapkan tindakan ini juga menggambarkan niat jahat pelaku untuk merendahkan ajaran Islam. “Semua agama menentang tindakan seperti itu.” ujar dia.
Ketiga, ajakan untuk menjadi budak seks para mujahidin dianggap Sudarnoto sebagai tindakan merendahkan perempuan. “Dalam hal ini kan mereka memandang perempuan sebagai pemuas birahi laki-laki, khususnya kelompok jihadi.”
Selain ketiga motif diatas, yang pasti, tindakan tersebut telah membuat keresahan pada umumnya. Sudarnoto menilai tindakan itu merupakan bentuk teror awal yang jika dibiarkan akan memunculkan kemungkinan terjadinya teror yang lebih jahat.
Sebelumnya diberitakan iklan lowongan untuk menjadi budak seks ISIS tiba-tiba menyebar di media elektronik. Iklan tersebut mencatut nama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bahkan menyebut Masjid Fathullah, UIN sebagai sekretariat ISIS Indonesia. “Lowongan budak seks. Pemuas birahi mujahidin. Menghibur dan memberikan semangat mujahidin yang sedang memerangi kafir. Dijamin masuk surga.” Begitu bunyi iklan tersebut.
Selain nama UIN Syarif Hidayatullah, iklan itu juga menyebut beberapa lembaga dan partai sebagai simpatisan ISIS. Lembaga-lembaga tersebut adalah FAKSI, FPI, PKS, dan Hizbut Tahrir. “Buruan ... Surga menanti Anda ukhti!!!” bunyi salah satu kalimat dalam iklan tersebut.