Jumat 15 Aug 2014 00:19 WIB

Ratusan Warga Jepang Tolak Relokasi Pangkalan Militer AS

Rep: c73/ Red: Chairul Akhmad
Pengunjuk rasa, menggunakan kano, yang menolak relokasi pangkalan militer AS dihalau oleh petugas penjaga laut Jepang di Nago, Okinawa, beberapa waktu lalu.
Foto: AP Photo/Kyodo News/ca
Pengunjuk rasa, menggunakan kano, yang menolak relokasi pangkalan militer AS dihalau oleh petugas penjaga laut Jepang di Nago, Okinawa, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, OKINAWA – Warga Jepang menggelar aksi unjuk rasa di Pulau Okinawa, memprotes rencana untuk merelokasi pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di sana. Rencana tersebut dinilai kontroversial di Jepang.

Pada Kamis (14/8), sekitar dua ratus pengunjuk rasa yang marah menyerukan penutupan Pangkalan Udara Korps Angkatan Laut Futenma.

Mereka juga menuntut dipindahkannya pangkalan militer AS sepenuhnya dari pulau di Jepang tersebut. Beberapa demonstran membawa spanduk bertuliskan "Tidak ada pangkalan baru."

Amerika berencana untuk memindahkan pangkalan udara angkatan laut Futenma ke daerah pesisir yang lebih jauh, yang bernama Henoko di Kota Nago, Jepang. Pemindahan itu dilakukan untuk mengkonsolidasikan jumlah pasukan yang ada di Okinawa.

Hari ini (Kamis, 14/8), tahap pertama dari perencanaan dimulai. "Kami sangat marah mengenai pekerjaan  ini, yang menginjak-injak perasaan rakyat Okinawa," kata seorang pengunjuk rasa yang dikutip AFP, (Kamis, 14/8). Mereka mengatakan, akan melanjutkan aksi protes hingga pembangunan dihentikan.

Washington dan Tokyo telah melakukan kesepakatan pertama kali pada 1996, untuk merelokasi markas dari Okinawa ke Nago. Namun, perlawanan dari masyarakat lokal dan kelompok-kelompok lingkungan telah menghambat pembangunan di kota kecil dengan hampir 60 ribu penduduk itu.

Sekitar setengah dari pasukan AS di Jepang, bermarkas di Okinawa. Banyak warga lokal yang mengeluh adanya kejahatan, kebisingan dan risiko terjadinya kecelakaan. Walikota Nago, Susume Inamine, sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang memprotes langkah tersebut.

Selain itu, aksi protes terbaru juga muncul sebagaimana jumlah kekerasan seksual yang dilakukan anggota militer AS di Jepang meningkat. Di mana disebutkan, banyak tentara yang bersalah namun tidak menerima hukuman atau hanya menerima hukuman sangat ringan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement