REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Serangan militer Israel di Jalur Gaza tidak hanya menewaskan warga Palestina. Lebih buruk, serangan tersebut telah menciptakan ratusan warga yang harus hidup dalam kondisi cacat.
Kepala Misi Palestina untuk NGO Handicap International Guillaume Zerr mengatakan, setidaknya terdapat 100-200 ribu warga Palestina yang cacat akibat serangan Israel. "Tujuh persen dari populasi Gaza menderita cacat fisik," kata Zerr dalam wawancaranya dengan Deutsche Welle, seperti dilansir Jumat (15/8).
Serangan-serangan yang dilancarkan Israel membuat warga tertimpa reruntuhan atau pecahan rudal. Beberapa luka yang diderita warga Palestina terpaksa berakhir dengan amputasi.
Zerr mengatakan, setiap hari belasan warga terpaksa diamputasi akibat serangan. Setidaknya seribu orang Palestina akan mengalami cacat sebagai akibat dari konflik.
Aksesabilitas di Gaza yang buruk membuat warga cacat kesulitan melakukan evakuasi. Masyarakat Palestina hanya memiliki waktu yang singkat untuk berpindah dari rumah mereka ke pusat-pusat evakuasi. Hal ini sangat menyulitkan warga yang mengalami disabilitas.
Meskipun kini Palestina dan Israel sepakat melakukan gencatan senjata, kondisi Gaza masih kritis. Zerr memperkirakan jumlah penyandang cacat akan semakin meningkat jika konflik ini terus berlarut-larut. Apalagi, banyak rudal sisa perang yang belum meledak dan dapat meledak sewaktu-waktu.