REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nigeria telah mengkonfirmasi 11 kasus Ebola, setelah dokter yang merawat pria Liberia yang membawa penyakit itu ke Lagos jatuh sakit, kata Menteri Kesehatan Nigeria Onyebuchi Chukwu Kamis.
Dokter telah menjadi salah satu pihak yang terlibat sejak awalpengobatan Patrick Sawyer, yang kolep di bandara Lagos pada 20 Juli, kata Menteri Kesehatan Onyebuchi Chukwu pada konferensi pers di ibu kota Abuja.
Seorang anggota staf badan ekonomi regional Afrika Barat ECOWAS pekan ini menjadi orang ketiga di Nigeria meninggal karena penyakit itu, yang terbukti belum ada obatnya dan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang di empat negara Afrika Barat.
"Delapan (orang lain) masih hidup, lebih dari separoh dari mereka dalam kondisi sangat baik dan benar-benar menunjukkan tanda-tanda pemulihan ... di bawah pengobatan," kata Chukwu.
Seorang perawat mengidap Ebola, yang ia peroleh dari Sawyer, menjalani karantina di Lagos dan menuju ke rumahnya di kota tenggara Enugu, di mana ia diduga melakukan kontak dengan 20 orang lainnya.
Namun, Chukwu mengatakan setelah pemeriksaan awal, mereka mengetahui hanya enam orang telah berhubungan dengan dia, dan mereka menempatkan keenam orang itu di bawah pengawasan.
Sebanyak 169 orang berada di bawah pengawasan di Lagos, setelah delapan orang lainnya dinyatakan bersih, termasuk semua kontak utama Sawyer dari ketika ia masuk.
Pemerintah juga mengumumkan bahwa Dangote Group, yang dimiliki oleh orang terkaya Afrika Aliko Dangote, telah menyumbangkan 150 juta dolar untuk menghentikan penyebaran virus mematikan itu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Ebola adalah wabah, yang mencakup negara-negara yang terkena dampak terburuk Sierra Leone, Guinea dan Liberia, dalam keadaan darurat internasional.
Virus ini telah membunuh sekitar 55 sampai 60 persen dari mereka telah tertular penyakit itu.