REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO-- Unjuk rasa di gugus pulau Okinawa, Jepang selatan, Kamis menyerukan pekerjaan berhenti atas pemindahan pangkalan bermasalah, yang lama macet, tentara Amerika Serikat.
Sekitar 200 pengunjukrasa berteriak dan mengacungkan plakat bertuliskan "tidak ada pangkalan baru" luar markas Schwab, tempat pekerja memulai tahap pertama pembangunan landas pacu baru untuk pesawat tentara, bagian dari pemindahan lebih luas, yang diperkirakan berlangsung sekitar lima tahun.
Tayangan televisi menunjukkan pelampung kuning ditempatkan di air untuk menunjukkan batas daerah menjelang survai pemboran, yang direncanakan pada pekan depan, meskipun ada keberatan luas dari banyak warga Okinawa, yang dirugikan atas kehadiran besar tentara Amerika Serikat.
"Kami sangat marah atas pekerjaan ini, yang menginjak-injak perasaan warga Okinawa," kata Hiroshi Ashitomi, penyelenggara unjukrasa itu, kepada AFP melalui telepon.
"Kami akan terus berunjukrasa hingga mereka menghentikan pembangunan," tambahnya.
Kapal penjaga pantai dikerahkan ke daerah itu saat kapal kecil sarat pengunjukrasa mendekati tempat tersebut. Tidak ada laporan tentang penangkapan atau cedera. Dengan menampung sebagian besar dari 47.000 tentara Amerika Serikat di Jepang, gugus pulau strategis itu adalah bagian penting persekutuan keamanan Amerika Serikat-Jepang di tengah ketegangan di Asia Timur, tapi terjadi permusuhan luas terhadap kehadiran tentara tersebut.
Media setempat pada Kamis mengabarkan Jepang membayar sekitar 380 juta yen (37 miliar rupiah) selama dasawarsa belakangan sebagai ganti rugi atas kejadian disebabkan tentara atau karyawan Amerika Serikat.
Pembayaran itu, yang sebagian besar mencakup kecelakaan lalu lintas, tapi juga mencakup perampokan dan perkosaan, kemungkinan lebih membakar kebencian warga tentang atas yang dianggap ketak-seimbangan hubungan ketentaraan Amerika Serikat dengan Jepang sejak 1960.
Perluasan markas Schwab adalah bagian dari rencana lama tertunda untuk memindahkan pangkalan udara Marinir Amerika Serikat Futenma dari daerah padat perkotaan di Okinawa ke daerah jarang penduduk teluk Nago.
Beberapa tentara akan pindah ke markas Schwab, sementara yang lain akan bergeser ke pangkalan berbeda di Jepang dan luar negeri. Tokyo dan Washington sepakat kembali pada 1996, tapi kesepakatan itu tidak pernah tercapai akibat tentangan penduduk Okinawa.
Pada Desember, pejabat setempat menyetujui aturan untuk menampung sarana baru di markas Schwab dalam pertukaran dengan kemasan besar pembangunan dari Tokyo untuk meningkatkan perekonomian setempat, yang sangat bergantung pada pariwisata.
Susumu Inamine, yang pada Januari kembali terpilih sebagai walikota Nago atas asas keras tolak pangkalan, menyatakan marah pada pekerjaan itu, yang dimulai pada Kamis. "Kami sangat mengecam langkah keterlaluan pemerintah Jepang itu dan bertekad menghentikan setiap pembangunan pangkalan baru," katanya dalam pernyataan.
Wali Kota setempat tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan perluasan pangkalan itu, tapi secara teori dapat menutup pintu ke jalan setempat dan sarana kunci lain kegiatan tersebut.