Jumat 15 Aug 2014 18:07 WIB

Wali Kota Depok Dengarkan Pidato Kenegaraan Presiden di Gedung DPRD

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Julkifli Marbun
Pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Wali Kota Depok Nur Mahmudi Isma’il bersama anggota DPRD, Sekretaris Daerah, Kepala OPD, Camat, Lurah, Unsur Muspida, Kepala Instansi Vertikal di Kota Depok, Media, LSM serta Paduan Suara dari SMA 3 Depok duduk bersama mendengarkan Pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia, di ruang rapat Paripurna DPRD Kota Depok, pada Jum’at (15/8).

Dalam pidato Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, menyampaikan beberapa hal, diantaranya; “Memperingati HUT RI ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesia kita harus mengingat jasa-jasa para pahlawan dan segala sikap positif, semangat dan nasionalisme para pahlawan kemerdekaan. Perlu diketahui, saat ini Indonesia masuk 10 besar dalam ekonomi dunia,” ujar Presiden.

Orang nomor satu di Indonesia itu juga mengajak masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Mari bersama perangi korupsi, keadilan harus ditegakkan, tidak ada yang tebang pilih, reformasi hukum merupakan tantangan terberat. Terkait pembangunan di Indonesia harus terus dilakukan dengan adil dan merata,” jelasnya.

Terakhir, dirinya menyampaikan ucapan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia jikalau selama 10 tahun kepemimpinannya berbuat salah dan khilaf. Pidato ini juga merupakan pidato terakhir di tempat yang terhormat sebagai presiden. “Selama 10 tahun saya mendedikasikan hidup saya untuk negara, tidak pernah satu menitpun saya tergoda untuk melanggar sumpah dan janji. Selamat kepada presiden terpilih selanjutnya,” tutur Presiden.

Presiden berpesan agar kita semua dapat menjaga keutuhan bangsa kita, jangan sampai kehilangan fundamental pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Pluralisme, Kesatuan dan persatuan Indonesia. Demokrasi jangan sampai kritis, jaga bangsa yang telah susah payah kita peroleh.

“Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69, Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Dukung Sukses Kepemimpinan Nasional Hasil Pemilu 2014 Demi Kelanjutan Pembangunan Menuju Indonesia Yang Makin Maju dan Sejahtera,” tutup Presiden.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement