REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH-- Kementerian Pendidikan Tinggi Palestina telah memulai merencanakan tahun ajaran sekolah di Jalur Gaza menjadi normal secara perlahan. Hal itu dilakukan, di tengah bangunan sekolah di sana banyak yang hancur setelah lima minggu serangan Israel.
Seperti dilansir dari Maan (Jumat, 15/8), sekitar 277 sekolah ikut rusak akibat serangan Israel. Menteri Pendidikan Palestina, Khawla al-Shakhshir mengatakan kementerian berharap dapat memulai kelas-kelas dalam waktu tiga minggu ke depan.
Dia juga mengatakan, kementerian juga fokus pada upaya meningkatkan pelayanan psikologis, bagi siswa dan keluarga di Gaza. Di mana, hampir dua ribu penduduk Gaza tewas dan lebih dari 10ribu lainnya mengalami luka-luka. Sedangkan 100ribu penduduk lainnya kehilangan tempat tinggal.
Kementerian menurutnya, merencanakan upaya dalam kegiatan individu dan kelompok. Kegiatan itu difokuskan pada konseling psikologis dan kesadaran, dengan memperhatikan kesejahteraan mental anak-anak.
Al-Shakhshir juga mengatakan, bahwa ia telah bertemu dengan direktur pendidikan pada badan pengungsi Palestina UNRWA, Caroline Pontefract. Keduanya membahas rencana bersama untuk memulai tahun ajaran sekolah yang baru di Jalur Gaza.
Rencana tersebut menurutnya, bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dengan UNRWA melalui adanya komite bersama. UNRWA juga disebutkan, akan membantu memperbaiki kerusakan pada infrastruktur pendidikan di sana.
Otoritas Palestina mengatakan, dari 277 sekolah yang rusak akibat serangan bom Israel, sekitar 141 merupakan sekolah negeri dan 136 sekolah yang didirikan UNRWA.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook