REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua periode Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) rupanya menyisakan catatan minus dari para aktivis pengendalian tembakau. SBY dinilai tidak memiliki komitmen dalam upaya pengendalian tembakau.
Ketua Komisi Nasional (Komnas) Pengendalian Tembakau Priyo Sidipratomo berpendapat, upaya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) layak diapresiasi soal pengendalian tembakau.
“Justru menurut saya SBY yang enggak serius. Dia tidak serius menyikapi tobacco control. Soal PP (Tembakau) saja dilambat-lambatkan hingga tiga tahun,” kata Priyo kepada Republika, Selasa (19/8).
Priyo mencontohkan, implementasi ‘gambar seram’ pada kemasan rokok menemui banyak hambatan karena tidak tegasnya factor kepemimpinan SBY.
“Yang (menerapkan) sudah itu saya dengar baru 20 persen, itu pun kebanyakan produk rokok dari luar, justru yang dari dalam tidak,” ujar Priyo, yang juga Ketua Majelis Kehormatan Etik Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tersebut.
Priyo menyebut, SBY tidak tegas dan tidak sensitif soal pengendalian tembakau. “Kita lihat di akhir pemerintahannya, apakah dia akan meninggalkan legacy atau hanya begitu saja,” ujar dia.