Kamis 21 Aug 2014 14:45 WIB

Din Syamsuddin Menyesal, Ada Apa?

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin memberikan tausiyahnya dalam acara buka puasa bersama dan silaturahmi di Bulan Ramadhan di Jakarta, Ahad (6/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin memberikan tausiyahnya dalam acara buka puasa bersama dan silaturahmi di Bulan Ramadhan di Jakarta, Ahad (6/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Seluruh perguruan tinggi dan sekolah tinggi Muhammadiyah, agar menghidupkan kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, karena melalui gerakan ini terbukti menghasilkan tokoh-tokoh penting nasional serta berperan aktif dalam berdirinya negara Indonesia.

"Sebagai Ketua Muhammadiyah, saya perintahkan pimpinan perguruan tinggi dan sekolah tinggi Muhammadiyah untuk menghidupkan lagi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin pada acara Jambore Nasional Pandu Hizbul Wathan di Solo, Kamis (21/8).

Dia meminta kepada Pandu Penuntun diminta agar menjadi pionir yang berada dibarisan terdepan untuk menghidupkan kembali di Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. "Adik-adik jadilah pionir, jadilah orang yang paling depan di almamater masing-masing," katanya.

Din juga meminta para mahasiswa dan perguruan tinggi mengambil prakarsa dan langkah nyata untuk menghidupkan dan menumbuh suburkan Gerakan Kepanduan Hisbul Wathan di almamater masing-masing.

"Saya menyesal sejak sekolah SD, SMP dan di pondok pesantren tidak sempat ikut Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Tapi ikut digerakan Pramuka. Jika dilahirkan kembali saya akan aktif di Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan," katanya.

Ketua Umum PImpinan Pusat Muhammadiyah mengungkapkan kekagumannya bahwa Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan hingga saat ini masih eksis di Tanah Air. Gerakan tertua yang lahir sejak tahun 1918 tersebut mempunyai cita-cita dan komitmen kebangsaan yang kuat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement