REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, menyatakan, Negara Indonesia tidak mengalami kegagalan, meski masih banyak persoalan bangsa yang belum terselesaikan. "Banyaknya persoalan-persoalan bangsa yang juga belum terselesaikan bukan karena kegagalan negara tetapi gagalnya pemerintahan dalam melaksanakan konstitusi negara," kata Wiranto, dalam silaturahmi tokoh nasional, di PP Muhammdiyah, Jakarta, Kamis (16/6).
Menurut Wiranto, pemerintah bisa dinyatakan gagal bila tidak bisa melindungi rakyat dengan baik. "Saat ini angka kemiskinan terus meningkat, kesejahteraan belum juga diwujudkan dan belum mencerdaskan bangsa," ujar Wiranto.
Menurut dia, jika pemerintah tidak mampu melaksanakan konstitusi, maka MPR yang harus bertindak karena dikhawatirkan kondisi negeri ini akan memasuki negeri yang penuh dengan kepalsuan. "Di mana hanya keluar yang bagus-bagus, tetapi di dalamnya keropos. Ini yang berbahaya karena negara bisa bubar bila kita tidak sadar," katanya.
Di tempat yang sama, Marwah Daud Ibrahim dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengatakan, bangsa ini bisa mengalami kebangkrutan bila terjadi pembiaran terhadap kasus korupsi, pornografi, narkoba, dan lainnya. "Tidak hanya bisa mengalami kebangkrutan, tetapi Indonesia juga bisa bubar, seperti halnya Uni Soviet. Kita harus bangkit dengan mengatasi persoalan-persoalan yang ada," katanya.
Menurut dia, negeri ini bisa bangkit bila memiliki kepemimpinan kuat yang berkarakter dan memiliki visi untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Hal senada dikemukakan pengamat ekonomi, Rizal Ramly. Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu menjalankan pemerintahan dengan baik. "Kita harus memiliki pemimpin yang berkarakter dan bisa menjalankan roda pemerintahan dengan baik," ucapnya.
Sementara itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin selaku tuan rumah menyatakan silaturahmi para tokoh nasional tersebut digelar untuk mencari solusi terbaik mencegah kebangkrutan negara yang mengancam bangsa Indonesia. Kebangkrutan negara, kata dia, dilihat dari kasus korupsi yang terus merajalela, masalah ekonomi, sosial dan lainnya. "Yang paling bahaya adalah korupsi dikuasai oleh negara," ujar Din.
Ia berharap pemerintah dan masyarakat yang ikut andil menciptakan masalah bisa melakukan instrospeksi dan bisa mencari jalan keluar untuk mencegah kebangkrutan negara. "Kita harus bangkit," katanya menegaskan.
Tokoh nasional yang hadir di acara silaturahmi tersebut antara lain mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua Nasional Demokrat Surya Paloh, Ketua MPR Taufiq Kiemas, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatulloh Azyumardi Azra, mantan Rektor UGM Sofyan Effendi, Rizal Ramli, Bambang Sudibyo. Selain itu, budayawan Taufiq Ismail, Marwah Daud Ibrahim (ICMI), Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi, dan Kwik Kian Gie.