Jumat 15 Feb 2019 01:17 WIB

TKN Ungkap Daerah-Daerah Rawan Elektabilitas Jokowi

Daerah rawan adalah daerah di mana Jokowi kalah pada Pilpres 2014.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andri Saubani
Kampanye Ofensif Jokowi
Foto: mgrol100
Kampanye Ofensif Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) memaparkan sejumlah area yang masih rawan akan tingkat keterpilihan pasangan calon (paslon) Joko Widodo-Ma'ruf Amin. TKN mengatakan, daerah semisal Banten, Sumatra Barat hingga Gorontalo menjadi kawasan membutuhkan perhatian khusus.

"Banten misalnya, itu juga kan daerah yang di tahun 2014 Pak Jokowi kalah, itu juga menjadi perhatian kami meski elektabilitasnya sudah naik karena Kiai Ma'ruf yang berasal dari Banten," kata Direktur Komunikasi Politik TKN Usman Kansong di Jakarta, Kamis (14/2).

Baca Juga

Disamping, dia mengatakan, kampanye atau serangan darat dan udara yang dilakukan TKN di kawasan tersebut. Dia mengatakan, setidaknya jikalaupun mengalami kekalahan, pasangan calon (paslon) 01 akan lebih kecil selisihnya dibandingkan 2014.

Di lain tempat, Usman mengatakan, Sumatra Barat (Sumbar) juga masih menjadi tantangan besar. Walaupun, dia melanjutkan, saat ini sudah ada banyak baliho paslon 01 di kawasan itu yang sekaligus menandakan peningkatan suara Jokowi-Ma'ruf.

"Ya sudah banyak baliho Pak Jokowi dan Ma'ruf yang 2014 atau bulan-bulan sebelumnya itu hampir tidak ada," katanya.

Pergerakan relawan, Usman mengatakan, menjadi salah satu faktor meningkatnya elektabilitias calon presiden (capres) pejawat di kawasan tersebut. Sayangnya, Usman mengkau tidak tahu secara detil perubahan tingkat keterpilihan Jokowi-Ma'ruf di Sumbar.

Usman mengatakan, kenaikan tingkat keterpilihan memang terlihat bersamaan dengan penurunan elektabilitas capres Prabowo Subianto. Namun, Usman mengatakan, perubahan elektoral Jokowi di kawasan itu masih belum signifikan.

"Saya kira belum sampai 10 persen ya," kata Usman lagi.

Pada pemilu 2014 lalu, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya meraih 23,08 persen suara di Sumbar. Angka itu tertinggal jauh dari perolehan suara Prabowo-Hatta Rajasa sebesar 76,92 persen dengan total suara sah 2.336.813.

Selain Sumbar, TKN hingga saat ini juga masih mewaspadai Provinsi Aceh yang dinilai masih rawan. Pada pemilu 2014, Prabowo-Hatta mendulang 54,39 persen suara. Sementara pasangan Jokowi-Jusuf Kalla hanya 45,61 persen dari total suara sah 2.002.599.

Begitu juga dengan Sumatra Selatan yang saat itu Jokowi juga mengalami kekalahan tipis sekitar 2 hingga 3 persen. Namun, Usman mengatakan, pergerakan tokoh lokal semisal Syahrial Oesman sebagai ketua DPD, Gubernur Herman Deru yang juga politisi NasDem serta mantan gubernur Alex Noerdin dapat merubah keadaan.

Sementara untuk kawasan Indonesia Timur, Usman mengatakan, cenderung aman bahkan hingga ke Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dia mengatakan, TKN hanya mewaspadai Poso di Sulawesi Tengah dan Gorontalo.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement