Senin 08 Apr 2019 16:02 WIB

Kampanye di Kupang, Jokowi Singgung Pembangunan 7 Bendungan

Pembangunan bendungan dilakukan mengingat air merupakan kunci pertumbuhan ekonomi.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andi Nur Aminah
Bendungan Raknamo di NTT salah satu bendungan yang ada di wilayah ini.
Foto: dok: Biro Humas Kemenpupera
Bendungan Raknamo di NTT salah satu bendungan yang ada di wilayah ini.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) menyinggung pembangunan tujuh bendungan di Nusa Tenggara Timur (NTT) saat berkampanye di Kupang. Dia mengatakan, pembangunan dilakukan mengingat air merupakan kunci pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

"Di tempat lain hanya dua, tiga bendungan. Di sini tujuh bendungan," kata Jokowi ketika berkampanye di Lapangan Bola Lasiana, di jalan Timor Raya, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Senin (8/4).

Baca Juga

Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, pembangunan bendungan dilakukan guna mengatasi sulitnya pasokan air yang dirasakan masyarakat NTT. Jokowi melanjutkan, keberadaan bendungan membuat masyarakat bisa mendapatkan pasokan air yang cukup untuk bercocok tanam. “Dengan air bisa bercocok tanam, tanam padi, tanam singkong,” tambah Jokowi.

Tujuh bendungan itu adalah Raknamo berada di Kabupaten Kupang, Rotiklot di Belu, Napun Gete di Sikka, Temef di Timor Tengah Selatan, Manikin di Kabupaten Kupang, Mbay di Nagekeo, dan Kolhua yang berada di Kota Kupang. Pembangunan bendungan yang dimulai sejak 2014 tersebut guna mengatasi kekurangan air di provinsi dengan curah hujan rendah tersebut. Tujuh bendungan tersebut merupakan bagian dari 49 bendungan baru yang diprogramkan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Secara keseluruhan, pembangunan ketujuh bendungan akan menampung 188 juta meter kubik volume air yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi, sumber air baku, pembangkit listrik dan pariwisata. Dalam kesempatan yang sama, Jokowi kembali mengingatkan warga untuk memberikan suara mereka ke pasangan calon (paslon) 01. Jokowi mengaku membidik kemenangan 80 persen di kawasan tersebut. "Saya yakin minimal 80 persen. Minimal loh ya, bisa 85 persen boleh, 90 persen boleh, 95 persen boleh," kata Jokowi.

Pada Pemilu 2014 lalu Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla mendulang 65 persen suara di NTT. Angka itu unggul relatif jauh dari lawan politiknya saat itu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan perolehan suara 34,08 persen. Total suara sah sebanyak 2.257.467.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement