REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil datang ke acara Rapat Umum Rakyat di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Sabtu (13/4). Acara ini merupakan rangkaian terakhir kampanye akbar dalam pagelaran pemilihan presiden tahun 2019.
Mantan Walikota Bandung ini menyatakan, Jawa Barat memiliki posisi yang strategis di Indonesia. “Jawa Barat sebagai provinsi terbesar dan terdekat dengan pusat. Karenanya, Jawa Barat harus menjadi wajah demokrasi Indonesia yang damai dan kondusif,” kata Ridwan Kamil.
Tim Kampanye Nasional (TKN) mengklaim kampanye akbar ini dihadiri sedikitnya 800 ribu pendukung. Karena GBK tidak cukup untuk menampung massa sebanyak itu, maka panitia juga menyediakan berbagai panggung acara di boulevard GBK hingga sepanjang jalan Sudirman-Thamrin mulai Bundaran Senayan hingga Bundaran Hotel Indonesia.
Para pendukung yang datang ke acara ini berasal dari banyak kalangan dan tidak hanya dari wilayah Jakarta. “Mayoritas yang datang ke GBK pun adalah warga Jawa Barat,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan menekankan, acara kampanye akbar ini merupakan salah satu bentuk komitmen menjaga kerukunan bangsa. “Saya datang untuk melaksanakan ikhtiar akhir memberi semangat ke-Indonesia-an, kebangsaan, dan kebhinnekaan,” kata Ridwan Kamil.
Menjelang pemilihan presiden pada 17 April mendatang, Ridwan Kamil berharap agar gelaran ini berjalan lancar. “Mari sukseskan pemilu ini. Semoga tidak pada golput, nanti bisa menyesal. Satu suara pun akan menentukan kualitas masa depan anak cucu kita,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, dia mengajak emua pendukung terus berupaya memenangkan pemilihan presiden, namun tetap berserah diri kepada Tuhan. “Siapa yang menjadi pemimpin sudah Allah tentukan dengan izin-Nya. Tugas manusia berikhtiar, siapa yang menang itu wilayah Allah,” tuturnya.
Siapa pun yang akan menjadi pemenang pemilu, dia berharap agar semua pihak menghormati dan tetap mendukung pemerintahan yang nanti terbentuk. “Siapapun yang Allah beri izin, kita semua wajib mendukung demi Indonesia yang maju. Semoga izin itu datangnya kepada Pak Jokowi dan Kiai Haji Maruf Amin,” kata dia menutup pembicaraan.