REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden Nomer Urut 01, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan salah satu strategi untuk bisa mengangkat harga komoditas yang saat ini sedang anjlok adalah melakukan hilirisasi. Ia menilai, hilirisasi menjadi sangat penting agar bisa memberikan nilai tambah bagi negara.
Jokowi tak menampik persoalan harga komoditas menjadi persoalan karena selama ini harga komoditas, terutama perkebunan dan pertanian, sangat bergantung pada pasar luar negeri. Hal tersebut, kata Jokowi, bisa ditekan apabila industri hilir sudah berjalan.
"Strateginya adalah melakukan hilirisasi dan industri. Misalnya di sektor perikanan, maka perlu ada industri pengolahan dan pengalengan. Sedangkan untuk komoditas perkebunan kita harus melakukan hilirisasi agar ekspor bukan bentuk mentahan, atau miinimal barang setengah jadi, atau barang jadi," ujar Jokowi dalam debat capres kelima di Hotel Sultan, Sabtu (13/4).
Selain itu untuk bisa mendongkrak pendapatan petani dan nelayan, kata Jokowi pemanfaatan digital bisa dilakukan. Ia mengatakan, kemajuan digital bisa dimanfaatkan untuk mendekatkan para petani dan nelayan kepada konsumen.
"Anak muda sekarang sudah ada ekosistem online, maka besok kalau ini dibawa ke petani maka petani bisa berhubungan langsung dengan konsumen melalui digital economy," ujar Jokowi.
Pemerintah sudah berupaya melakukan pembenahan dalam hilirisasi dan membangun infrastruktur untuk bisa memberikan fasilitas logistik untuk sektor perkebunan dan pertanian. Hanya saja, menurut Jokowi hal tersebut perlu waktu agar bisa terasa manfaatnya. Mmenurut dia, perlu ada tahapan besar untuk bisa mendapatkan manfaat dari sistem tersebut.
"Perlu ada tahapan besar. Infrastruktur ini nanti akan terhubung sama kawasan industri dan pariwisata. Nggak mungkin membalikkan tangan lalu bisa ekspor, perlu ada tahapan besar. Perlu saya sampaikan, infrastruktur dibangun, tahapan kedua, pembangunan sumber daya manusia, lalu ketiga, reformasi struktural, empat kemajuan teknologi," ujar Jokowi.