REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir menyambut baik pertemuan sejumlah pemimpin daerah dan tokoh nasional untuk menyerukan persatuan yang berlangsung di Bogor, Rabu (15/5). Pertemuan itu digelar untuk mengimbau agar narasi perpecahan usai pemilu segera dihentikan.
"Kini bukan saatnya untuk mempertajam perbedaan sebab pemilu sudah usai. Saat ini yang bertepatan pula dengan bulan suci Ramadhan mari kita pererat silaturahmi. Kami dari TKN menyambut positif seruan tokoh nasional yang bertemu di Bogor untuk menghentikan segala perbedaan dan kembali bersatu," kata Erick melalui siaran resmi, Selasa (15/5).
Pemilik Republika.co.id itu menilai, bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai latar yang berbeda memang meniscayakan lahirnya perbedaan dalam bersikap. Perbedaan itu, kata Erick, sudah menjadi sunnatullah yang mesti disikapi secara wajar dan dewasa.
Meskipun berbeda pandangan dan pilihan, namun untuk urusan kepentingan bangsa rakyat Indonesia harus bersatu. "Kami menyadari memang ada beragam alasan kita untuk saling berbeda, namun cukup satu alasan untuk menyatukan kita semua, yakni kecintaan kita pada negara tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Erick.
(dari kiri ke kanan) Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, Wali Kota Bogor Bima Arya, Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Gubernur NTB Zulkiflimansyah dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan keterangan kepada wartawan usai Silaturahmi Bogor Untuk Indonesia di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/5/2019). (ANTARA)
Secara terpisah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang turut menghadiri silaturahmi itu menyebut adanya kegelisahan di masyarakat usai Pemilu serentak 2019. Masyarakat resah dan lelah atas semua kegaduhan yang terjadi. Karena itu, AHY mengajak seluruh kalangan untuk menghentikan ketersekatan akibat pemilu.
"Dari pertemuan, dialog, kami tangkap kegelisahan. Kemudian pasca pemilu bangsa kita jadi makin tersekat-sekat baik fisik maupun jiwanya," kata AHY.
Komandan Kogasma Partai Demokrat itu berharap, seiring berakhirnya Pemilu maka berakhir sudah perbedaan pilihan di masyarakat. Menurutnya, pemilu merupakan kegiatan lima tahun sekali yang harusnya disikapi secara wajar.
Namun ternyata harapannya urung terjadi lantaran adanya oknum yang sengaja memperuncing suasana. "Ternyata sampai sekarang, bahkan tidak tahu apakah karena perselisihan paham karena beda Capres akan berlarut sampai kapan? Hal ini harus dihentikan karena tidak perlu dalam kehidupan," ujarnya.
Untuk diketahui, pertemuan bertajuk "Silaturahmi Bogor untuk Indonesia" itu menghadirkan pemimpin daerah dan tokoh nasional di antaranya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Wagub Jatim, Emil Dardak, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, serta Gubernur NTB, Zulkiflimansyah.
Ada pula Walikota Bogor Bima Arya, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, serta dua tokoh nasional, Agus Harimurti Yudhoyono dan Yenny Wahid.