Selasa 26 Aug 2014 07:54 WIB

Lomba Bedug Meriahkan Kabupaten Sumenep

Rep: gilang akbar prambadi/ Red: Muhammad Hafil
Warga menabuh bedug saat malam takbir di Kawasan Manggarai, Jakarta,Ahad (27/7).
Foto: Yasin Habibi/Republika
Warga menabuh bedug saat malam takbir di Kawasan Manggarai, Jakarta,Ahad (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Bedug menjadi bintang dalam sebuah acara parade musik di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim) Senin (25/8) malam. Instrumen yang lebih dikenal sebagai alat tabuh masjid ini semalam menjelma menjadi tontonan menarik nan unik.

Lama tak pernah mendapatkan tempat untuk unjuk gigi, sebanyak 30 grup bedug asal Kota Garam ini mengikuti acara tersebut. Disponsori oleh salahsatu produsen rokok kretek Indonesia, HM Sampoerna, kegiatan tersebut disambut antusias oleh warga Madura.

Brand Manager Sampoerna Kretek, Ria Sutrisno mengatakan, acara ini merupakan bagian dari rangkaian program korporasi yang sudah diselenggarakan di 14 kota. Mengusung tema ‘Bedug Asyiik’, Ria menegaskan, gelaran acara ini murni untuk membantu masyarakat di seluruh Indonesia agar tetap melestarikan bedug. Di sisi lain, tujuan tersebut sesuai dengan brand concept produk perusahaannya yang bertajuk kebersamaan. 

“Tujuan kami, untuk menumbuhkan kedekatan di antara masyarakat melalui bedug. Dapat dilihat, masyarakat jadi berkumpul dan membentuk grup-grup untuk mengkreasikan bedug,” kata dia di lokasi gelaran, Lapangan Kappedih, Sumenep semalam. 

Pengamat musik asal Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Jabatin Bangun menilai acara serta konsep yang coba diusung dalam kegiatan ini patut diapresiasi. Dosen Etnomusikologi ini mengatakan, secara umum, bedug masih dianggap menjadi instrumen musik agama Islam dengan fungsinya sebagai alat penyampai pesan. 

“Bedug sejak jaman prasejarah sebetulnya sudah menjadi simbol kepercayaan sebagai penanda kepada masyarakat untuk berkumpul  menunaikan doa di suatu tempat,” ujarnya dalam kesempatan yang sama. 

Namun menurut dia, anggapan tersebut berdampak pada sempitnya pengeksplorasian bedug untuk masuk ke ruang-ruang lain. Dia berujar, dengan selalu mengkotakan bedug identik dengan acara agama, maka potensi alat tabuh ini untuk berkembang cukup sulit.

Padahal menurutnya, bedug dalam perkembangannya mulai menjadi sarana ekspresi yang artistik. Pasalnya, bedug sangat mungkin dikolaborasikan dengan alat-alat perkusi lainnya. 

“Seperti dengan kendang, rebana, gamelan. Paduan bedug dengan alat-alat tersebut memberikan warna dan peran bedug yang lebih luas dan menarik,” kata pria berkacamata ini. 

Adapun, acara yang digelar sejak pagi hingga sore hari ini berhadiahkan uang tunai total Rp 15 juta. Sampoerna menjanjikan, para juara yang memiliki potensi akan mendapat pembinaan untuk dapat lebih mengekspolrasi alat musik yang konon dibawa ke nusantara oleh panglima militer asal Cina beragama Islam, Laksamana Cheng Ho.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement