REPUBLIKA.CO.ID, TANAH ABANG-- Operasi Bina Kependudukan (Biduk) dilaksanakan di Kecamatan Tanah Abang tadi malam, Rabu (27/8). Operasi ini merupakan operasi kedua untuk mendata para pendatang baru di ibukota, setelah sebelumnya dilaksanakan di Kecamatan Sawah Besar.
Kepala Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Pusat Mohammad Hatta mengatakan, meski operasi Biduk baru dilaksanakan di dua kecamatan, pendataan terhadap para pendatang baru sudah dilaksanakan sejak sesudah lebaran.
"Jadi pendataan itu berangsur, nggak sekaligus. Sampe sekarang juga masih didata," kata Hatta kepada Republika, Kamis (28/8).
Hatta mengatakan, terhitung sejak pasca lebaran hingga tanggal 19 Agustus lalu, ada 2.664 pendatang baru yang tersebar di delapan kecamatan di wilayah Jakpus. Pendataan dilakukan oleh petugas kelurahan dengan melibatkan RT dan RW. "Yang paling banyak pendatangnya di Tanah Abang, kedua di Sawah Besar," ujarnya.
Dalam operasi Biduk, lanjut Hatta, Sudin Dukcapil Jakpus akan mendatangi hunian warga dan memberikan informasi kepada mereka mengenai kelengkapan administrasi. Meski begitu, Hatta mengatakan, sesuai namanya, SKDS tersebut hanya bersifat sementara.
Operasi Biduk merupakan upaya pemerintah DKI Jakarta untuk menekan jumlah penduduk yang tidak memiliki kelengkapan administrasi. Operasi tersebut merupakan pengganti Operasi Yustisi Kependudukan (OYK).
Berikut jumlah pendatang baru Jakarta Pusat yang didapat dari Sudin Dukcapil Jakpus:
- Kecamatan Gambir: 53 orang
- Kecamatan Sawah Besar: 985 orang
- Kecamatan Senen: 191 orang
- Kecamatan Kemayoran: 86
- Kecamatan Cempaka Putih: 49 orang
- Kecamatan Menteng: 30 orang
- Kecamatan Tanah Abang: 1.211
- Kecamatan Johar Baru: 59 orangc