Ahad 31 Aug 2014 13:30 WIB

Sejumlah 450 Pendemo Cedera di Islamabad

Kekerasan melanda Pakistan (ilustrasi)
Foto: Reuters/Faheem Soormro
Kekerasan melanda Pakistan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Sedikitnya 450 orang cedera ketika bentrokan terjadi antara polisi dan pemrotes setelah aksi-duduk damai selama 17 hari di Ibu Kota Pakistan, Islamabad, Sabtu malam (30/8), demikian laporan media setempat.

Stasiun TV lokal Abb Takk mengatakan 240 orang yang cedera, termasuk enam anak kecil dan 40 persempuan, dibawa ke Lembaga Sains Medis Pakistan, sedangkan 210 orang lagi --termasuk lima anak kecil dan 25 perempuan-- dibawa ke Rumah Sakit Poly Clinic.

Orang yang cedera juga meliputi lebih dari 40 polisi dan enam wartawan, kata laporan tersebut.

Bentrokan terjadi ketika pendukung partai politik Pakistan, Tehreek-e-Insaf (PTI) dan partai agama terkenal Pakistan Awami Tehreek (PAT) memulai pawai menuju Rumah Perdana Menteri untuk menggelar aksi-duduk di sana.

Pemimpin PAT Tahir ul Qadri menyatakan tujuh pekerja partainya tewas oleh polisi dan banyak lagi korban cedera akibat tindakan brutal penggunaan peluru karet.

Ketua PTI Imran Khan mengatakan seorang pekerjanya tewas dan sejumlah lagi cedera dalam bentrokan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad siang.

Namun, Menteri Pertahanan Federal Khawja Asif membantah pernyataan dari para pemimpin oposisi tersebut, dan mengatakan tak seorang pun tewas dalam bentrokan.

Beberapa sumber independen dari rumah sakit mengkonfirmasi dua orang meninggal termasuk seorang perempuan.

Para pemimpin oposisi dan laporan media lokal mengatakan bentrokan meletus ketika polisi menembakkan gas air mata ke pemrotes damai yang berpawai di Daerah Zona Merah, yang dijaga ketat, di Ibu Kota Pakistan untuk melakukan aksi-duduk di luar Rumah Perdana Menteri.

Namun, Menteri Dalam Negeri Pakistan Chaudhry Nisar mengatakan pemrotes membawa pentungan di tangan mereka dan bermaksud memasuki gedung pemerintah yang sensitif.

Selama bentrokan tersebut, beberapa pemrotes juga memasuki Gedung Parlemen dengan menerobos penghalang bagian luarnya.

Pemrotes belakangan mundur atas perintah pribadi dari militer Pakistan yang menggelar prajurit di daerah itu untuk melindungi gedung sensitif.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement