Senin 01 Sep 2014 21:19 WIB

Di Australia, Kartu Tunjangan Kesejahteraan Bisa Disalahgunakan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Investigasi ABC menemukan adanya penyalahgunaan kartu tunjangan kesejahteraan BasicsCard. Yaitu kartu yang bertujuan membantu pemiliknya mengatur pembelanjaan mereka. Penyalahgunaan kartu tunjangan terjadi di berbagai negara bagian di Australia.

Kartu BasicsCard seharusnya menjamin bahwa pemiliknya bisa mendapatkan kebutuhan pokok, melalui skema manajemen pendapatan berbasis lokasi. Di bawah skema tersebut, 50 hingga 70 persen tunjangan yang diberikan pada mereka yang terpilih di sejumlah lokasi, seperti Bankstown di New South Wales dan Playford di Australia Selatan, dikarantina hingga hanya bisa dibelanjakan untuk kebutuhan pokok.

Yang tak boleh dibeli adalah rokok, minuman beralkohol, pornografi, dan judi.

Skema ini menerima banyak kritikan, dan ABC mendapati bahwa mereka yang dipaksa menggunakan BasicsCard seringkali menyalahgunakan kartu tersebut.

Di Bankstown, New South Wales, terdapat 167 yang berpartisipasi dalam skema ini. Di kota yang sama, tengah dijalankan sejumlah aksi mogok oleh serikat pegawai negeri. Sekitar satu dari lima peserta ikut dengan sukarela. Empat lainnya diajukan oleh pekerja bidang perlindungan anak atau dianggap berada dalam kondisi rawan oleh lembaga penunjuang kesejahteraan Centrelink.

Sejumlah pengguna BasicsCard di Shepparton, Victoria, menunjukkan pada ABC betapa mudahnya mereka menyalahgunakan kartu tersebut. Para kasir di toko-toko seringkali masih muda dan kurang berpengalaman.

Beberapa laporan tentang skema tersebut menyimpulkan bahwa pemerintah pada akhirnya tak bisa menyuruh pengguna BasicsCard membeli atau tidak membeli barang tertentu. "Data departemen sosial bisa menunjukkan bahwa pembelanjaan dilakukan di toko yang disetujui. Namun, tak bisa meunjukkan apa yang dibeli," bunyi salah satu laporan itu.

Selain itu, skema tersebut dikritik karena mengakibatkan pesertanya tak bisa berbelanja di toko pilihan mereka, termasuk toko-toko diskon. Skema tersebut memakan biaya antara 4.500 (Rp 49 juta) hingga 7.700 dollar per orang untuk dijalankan.

Sebanyak 23 ribu peserta skema manajemen pendapatan ini menelepon Centrelink sekitar 46 ribu kali seminggu untuk melakukan berbagai perubahan terkait skema tersebut.  Dalam sebuah pernyataan resmi, seorang juru bicara departemen sosial menyatakan bahwa manajemen pendapatan membantu pesertanya merawat diri dan keluarga mereka.

Andrew Forrest, seorang tokoh besar dalam industri tambang di Australia, mengkaji skema ini dalam rangka pembuatan tinjauan bidang kesejahteraan untuk pemerintah Australia. Menurutnya, BasicsCard telah gagal. Sedangkan sejumlah pakar kecanduan di Playford, Australia Selatan, bercerita bahwa ada peserta skema manajemen keuangan yang membarter barang-barang yang dibeli menggunakan BasicsCard dengan uang tunai dan minuman beralkohol.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement