REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Ketika berbicara tentang klub elite dengan permainan identik, maka yang muncul di pikiran kita adalah Real Madrid, Manchester United, Bayern Muenchen, Barcelona dan Juventus.
Mereka adalah klub-klub yang menguasai Eropa sepanjang abad ke-20. Mereka adalah rumah bagi pemain-pemain terhebat di dunia. Namun, ada satu klub yang menjadi titan lainnya di Eropa yang juga klub generasi kedua paling terkenal di dunia, yaitu Associazione Calcio Milan alias AC Milan.
Ketika Rossoneri mengangkat trofi Liga Champions pada 2007 untuk ketujuh kalinya dalam sejarah, banyak yang memprediksi beberapa penurunan bertahap akan terjadi pada klub setelah itu.
AC Milan selama ini klub besar nan monolit di dunia sepak bola, mengejar Real Madrid dan Juventus dalam catatan perak Eropa, juga sepak bola domestiknya. AC Milan bak pembangkit tenaga listrik di Eropa yang mengambil segudang trofi dalam perjalanan mereka menjadi klub raksasa.
Sekarang, dengan penampilan buruk di Serie A Italia musim lalu, juga baru saja kehilangan aset paling beharganya, Mario Balotelli, yang bergabung dengan Liverpool, klub ini berada dalam bahaya. AC Milan akan kehilangan momentum dan perawakan yang membuat mereka sukses bertengger di posisi pertama.
Dengan pertukaran empat manajer di musim lalu saja, stadion setengah kosong dan kualitas skuad jauh dibandingkan satu dekade lalu. Klub Milanese menemukan diri mereka di ambang kemerosotan.
"Milan bernasib baik karena memiliki siklus kemenangan yang sinergis dengan pemain-pemain yang relatif sama. Aku tahu ada banyak pekerjaan rumah besar yang dilakukan di balik banyaknya piala yang diinginkan untuk mencetak sejarah ini. Kini, melihat semua itu hancur hanya membuatku gila," kata mantan Kapten AC Milan, Paolo Maldini, dilansir dari These Football Times, Selasa (2/9).
Jadi, dimana letak kesalahannya? Jawabannya tidak mudah dengan banyaknya faktor negatif yang memengaruhi Milanese. Pertama, Anda perlu melihat Serie A secara keseluruhan.
Serie A pernah dikatakan 'Il Campionato più bello del mondo' atau liga paling indah di dunia sepanjang 1990-an. AC Milan adalah rumah bagi pemain-pemain besar dan manajer terbaik dunia. (bersambung)