REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Selama satu satu dekade terakhir, kepercayaan publik akan AC Milan kian merosot, manajemen klub makin kendur, dan hasil buruk di kompetisi Eropa di seluruh papan turnamen. Kini Serie A Italia telah kehilangan tempatnya di kancah Liga Champions, tergeser oleh Bundesliga Jerman sejak 2012.
Jika liga melemah, maka AC Milan akan semakin terkebelakang. Klub juga menderita kondisi keuangan buruk. Silvio Berlusconi, mantan perdana menteri Italia dan pemilik Milan, tampak enggan untuk berinvestasi ke klub ini beberapa kali.
Berlusconi tampak menghadapi profil risiko investasi yang tinggi, khususnya setelah 48 juta dolar AS yang dihabiskannya untuk menyelesaikan kasus perceraian dengan mantan istrinya, Veronica Lario.
Memang, Berlusconi masih masuk dalam daftar 150 orang terkaya di dunia. Namun, dia mengalami penurunan pendapatan yang drastis di kerajaan medianya sehingga membuatnya mengetatkan dompet sementara. Atau memang multi-miliarder ini sudah kehilangan minatnya atas klub.
Terlepas dari Berlusconi yang sedang berhemat, dana murni saja tidak cukup untuk mendorong kembali klub ke puncak elit Eropa. Ini juga bukan karena aturan UEFA Financial Fair Play. Model bisnis yang kuat diperlukan.
"Sejak Anda memasuki abad 21, Anda harus investasi dalam hal stadion, media sosial, branding, sponsor, semua jenis barang, dan sebagainya. Itu adalah fakta kehidupan dalam dunia olah raga," kata Presiden Roma, James Pallotta, dilansir dari These Football Times, Selasa (2/9).
Meskipun AC Milan masih menjadi ikon permainan, dia masih tertinggal dari Real Madrid dan Manchester United dalam hal pendapatan. Stadionnya selalu setengah penuh dan strategi komersialnya lamban sehingga pendapatan stagnan, bahkan cenderung menurun.
Sementara itu, biaya gaji pemain terus meningkat, menyebabkan efek rumah kaca dalam hal upah dan pendanaan klub. Itulah alasan mengapa pemain kelas dunia seperti Thiago Silva dan Zlatan Ibrahimovic harus dijual. Klub tidak bisa melayani peningkatan gaji pemain dalam jangka panjang.
Strategi transfer pemain yang buruk juga berkontribusi terhadap kerusakan skuad Milanese. Pemain seperti Silva, Ibrahimovic, Gattuso, Seedorf, Nesta, Cassano, Zambrotta, Inzaghi, Kevin-Prince Boateng dan Flamini menjadi tulang punggung untuk skuad.
Butuh usha ekstra keras untuk menggantikan kualitas, pengalaman dan permainan yang sudah mereka ciptakan. Sementara, sebagian besar dari mereka pindah, pensiun, atau dipinjamkan. (next...)