REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Para pejuang Afghanistan dari kelompok yang berafiliasi dengan Taliban, berencana bergabung dengan kelompok Islam State of Iraq and Syria (ISIS). Kini mereka masih memikirkan rencana itu lebih lanjut.
Komandan kelompok tersebut, Mirwais, juga menjelaskan, akan tetap memerangi pemerintah Afghanistan sampai kapan pun. Bahkan setelah pasukan NATO ditarik pada akhir 2014 mendatang.
Menurut Mirwais, bila ISIS benar terbukti sebagai kekhalifahan Islam yang benar, maka kelompoknya akan bergabung. "Kami mengetahui dan kami mempunyai hubungan dengan sejumlah anggota ISIS. Kami sedang menunggu untuk melihat, apakah mereka benar sesuai dengan kriteria untuk disebut kekhalifahan Islam," ujarnya, seperti dilansir dari BBC, Rabu (3/9).
Ia mengaku, jika ISIS memang berada di jalan yang benar, maka pemimpin kelompoknya akan langsung mengumumkan aliansinya dengan ISIS. Mirwais mengatakan, anggota ISIS merupakan mujahidin hebat. "Kami berdoa untuk mereka, dan bila kami tidak menemukan ada masalah dalam cara mereka, kami akan bergabung." jelasnya.
BBC melaporkan, sekarang ada sekitar 14 garis pertempuran berbeda di seluruh Afghanistan, berhubungan dengan Taliban memerangi pemerintah. Salah satunya ada di sekitar Pul-e-Khumri, ibukota Provinsi Baghlan di bagian utara Afghanistan.
Tempat tersebut berjarak sekitar 200km dari Kabul, dan memerlukan waktu tujuh jam berkendara ke sana. Selain itu, harus menyusuri pegunungan dan melewati Salang Pass. Kondisi jalannya pun berbatu-batu, sangat buruk.
Kabarnya di tempat itu, wartawan BBC menemui Mirwais, seorang pejuang Afghanistan yang sudah berkali-kali pindah kelompok, dan kini bergabung dengan kelompok Hizbul Islam. Mirwais kemudian mengaku kelompoknya mendapatkan senjata dari tentara Afghanistan.
“Perjuangan kami terutama melawan pasukan Amerika, dan alhamdulillah mereka bisa dipaksa melarikan diri. Hanya saja kami akan terus berjuang hingga terbentuk sebuah pemerintahan Islam,” katanya. Baginya pemerintah tak punya kendali atas daerah yang sulit dijangkau.