REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat etika politik Benny Susetyo mengatakan presiden terpilih Joko Widodo harus berani memberantas mafia-mafia dari berbagai sektor untuk benar-benar menerapkan revolusi mental yang selama ini dia usung selama kampanye.
"Ketika Jokowi bicara soal memberantas mafia artinya dia melawan arus besar peradaban. Selama ini kita dikuasai oleh mafia. Butuh revolusi mental. Kalau Jokowi berani memberantas mafia, ini sejarah baru kita," kata Benny dalam acara diskusi "Pilih Berantas Mafia Sumber Daya Alam atau Naikkan BBM" di Jakarta, Rabu.
Menurut Benny, mafia di Indonesia merupakan bagian dari politik kolonial sehingga para mafia sudah sampai pada mendikte kebijakan publik.
Maka, lanjutnya, jika Jokowi membiarkan ada kompromi dalam pemerintahannya, jaringan mafia akan sulit dihabisi. Selain itu, Jokowi juga butuh dukungan besar dari masyarakat.
"Mafia ini sebenarnya menyebar, menggunakan politik untuk menekan, mereka pun berkompromi. Jokowi harus menempatkan orang-orang terbaik. Jokowi harus percaya pada rakyat, jangan partai yang hanya mengincar jabatan," ujar Benny yang akrab dipanggil Romo Benny itu.
Benny menilai, keberanian Jokowi dalam memberantas mafia bisa dilihat nanti dalam pemilihan orang-orang yang akan memimpin Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Pertamina, dan BP Migas.
"Maka kita harus mendukung Jokowi agar jangan takut. Dia harus membangun peradaban bangsa dengan membangun kekuatan baru," katanya.
Kekuatan baru yang dimaksud Benny, yakni membangun koalisi baru dalam zona ekonomi dengan Tiongkok dan India agar Indonesia tidak didikte oleh kepentingan barat dan Amerika Serikat.
"Kalau tiga negara ini mampu mebangun kekuatan ekonomi baru ini menjadi kekuatan ekonomi penyeimbang. Di sini pentingnya meningkatkan hubungan internasional kita dengan dua negara itu. Potensi sumber daya alam Indonesia dan dua negara itu cukup besar untuk dijadikan kekuatan baru," jelas Benny.