Kamis 04 Sep 2014 13:29 WIB

Air Permukaan, Solusi Penurunan Tanah Jakarta

Rep: C66/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Pengguna air ilegal di daerah Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara ditertibkan pagi tadi (28/8).
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Pengguna air ilegal di daerah Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara ditertibkan pagi tadi (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penurunan permukaan tanah di wilayah Provinsi DKI Jakarta dilaporkan terus meningkat. Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengatakan air permukaan dapat menjadi solusi agar mencegah hal tersebut.

Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan penurunan permukaan tanah di Kota Jakarta mencapai lima centimeter (cm) per tahun. Salah satu solusi agar permukaan tak kembali turun, menurut Sekretaris Ditjen SDA Kementerian PU, Mudjiadi, Kamis (4/9) adalah dengan tak lagi menyedot air tanah terlalu banyak.

Selain itu, masyarakat dianjurkan mengambil air permukaan atau air yang terkumpul di atas tanah. Air dipermukaan termasuk di mata air, sungai danau, lahan basah, maupun laut. 

Penurunan ini terutama terjadi di wilayah utara Kota Jakarta. Hal ini, disamping karena pengambilan air yang kerap dilakukan, di wilayah utara sifat tanah cenderung lunak.

Selain itu, penuruan tanah di banyak wilayah Jakarta juga banyak terjadi karena dipengaruhi pembangunan infrastruktur, seperti gedung-gedung tinggi, juga drainase.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement