Kamis 04 Sep 2014 14:34 WIB

Sutiyoso: Jual Pesawat tak Akan Bisa Tutupi Kebocoran Anggaran

Rep: c73/ Red: Esthi Maharani
Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Sutiyoso
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Sutiyoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Sutiyoso menilai hasil penjualan pesawat kepresidenan tidak akan signifikan untuk menutupi kebocoran anggaran subsidi BBM.

"Hasil penjualan itu tidak akan signifikan jumlahnya, paling gak ada Rp1 triliun. Tidak sebanding," tutur mantan gubernur DKI Jakarta ini kepada Republika, Kamis (4/9).

Menurutnya, menjual barang bekas dipastikan memperoleh hasil di bawah harga pembeliannya. Di samping itu, pembelian pesawat juga telah dihitung untung ruginya oleh pemerintah lama dan didukung oleh DPR.

Ia menambahkan, membeli pesawat itu lebih hemat daripada menyewa. Apalagi mengantisipasi ke depan, dengan gaya kepemimpinan Jokowi yang senang blusukan akan menyebabkan pemborosan, jika harus menyewa pesawat komersial.

Di samping itu, pesawat kepresidenan dirancang sedemikian rupa untuk tempat bekerja sekaligus istirahat presiden. Karena itu menurutnya, hendaknya menghitung secara cermat apa keuntungan yang akan diperoleh dari menjual pesawat kepresidenan tersebut.

Sebelumnya pada Senin (1/9), Ketua DPP PDI Perjuangan, Maruarar Sirait menyarankan agar pesawat kepresidenan dijual. Meski pun, Boeing Business Jet 2 itu baru beberapa bulan dibeli dengan harga 91,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 820 miliar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement