Kamis 04 Sep 2014 20:20 WIB

Sulitnya Mencari ART di Bogor

Rep: c84/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi pembantu
Foto: IST
Ilustrasi pembantu

REPUBLIKA.CO.ID, Zakiah (37 tahun) mengeluhkan lelahnya mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendirian. Pada saat yang sama, warga Perum Villa Mutiara, Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanah Serela, Kota Bogor, ini mengaku kesulitan mendapatkan asisten rumah tangga (ART) untuk meringankan pekerjaannya sehari-hari.

Tidak adanya lembaga penyalur ART di Kota Bogor membuat sejumlah warga kesulitan mendapatkan jasa ART yang dapat dipercaya, termasuk Zakiah.

Ia mengaku tidak ingin sembarangan merekrut ART karena takut akan sejumlah kasus yang kerap terjadi. "Takut kalau ada ART yang kabur membawa barang majikannya," ujar ibu dua anak tersebut saat berbincang dengan //Republika//, Rabu (3/9).

Ia memiliki harapan besar kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk mengatasi persoalan ini. Menurutnya, akan lebih baik jika pemerintah ikut campur dalam penyediaan maupun pelatihan ART di Kota Hujan itu.

Dengan begitu, warga tidak akan ragu memilih pembantu karena ada label pemerintah setempat dalam pembinaan ART. Menurutnya, kalau pemerintah sendiri yang menyediakan jasa ART, warga tidak akan ragu. Setidaknya, kata dia, cukup membantu warga yang ingin menggunakan jasa ART yang bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

Selain itu, dengan ikut campurnya pemerintah akan penyediaan PRT, hal-hal seperti penggunaan PRT dari kalangan usia di bawah umur dipastikan tidak akan terjadi. "Masih banyak loh anak-anak yang bekerja sebagai ART," ujarnya.

Ditemui ROL, Kabid Pengawasan Dinsosnakertrans Kota Bogor Samson Purba mengaku tidak menampung ART. "Kalaupun ada pelatihan dan pembinaan, itu hanya untuk babysitter," ujarnya.

Purba menuturkan, dinasnya belum memikirkan peluang kerja ART bagi masyarakat Kota Bogor. Karena, menurutnya, ART tidak masuk dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Selain itu, juga Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan ART belum disahkan.

"Dalam UU Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan, PRT tidak masuk kategori buruh atau karyawan. RUU-nya pun belum disahkan, jadi tidak menjadi fokus dinsos," sambungnya.

Purba menjelaskan, banyak warga Kota Bogor yang secara inisiatif mencari pembantu sendiri yang biasanya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Setidaknya sudah mengenal latar belakang si ART tersebut. "Biasanya warga fleksibel dalam mencari PRT," kata Purba.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement