REPUBLIKA.CO.ID, WALES -- Presiden AS Barack Obama dan pemimpin negara Uni Eropa menggelar konferensi tingkat tinggi NATO di Wales Inggris, Kamis (4/9).
Dalam pertemuan dua hari itu, mereka akan menyetujui rencana membentuk pasukan respon cepat yang terdiri dari ribuan tentara negara anggota. Pasukan tersebut akan diterjunkan ke Ukraina dalam waktu 48 jam.
BBC melansir pemimpin Eropa juga akan mendiskusikan sanksi ekonomi yang lebih keras kepada Rusia. Presiden Perancis Francois Hollande juga menyiratkan kebijakan Eropa yang lebih keras terhadap Rusia dengan membatalkan kesepakatan militer senilai 1,6 miliar dolar AS. Perancis membatalkan pengiriman dua kapal perang dan helikopter Rusia.
"NATO harus membuat komitmen konkret untuk membantu Ukraina memodernisasi dan memperkuat pasukan keamanannya. Kita harus melakukan lebih untuk membantu mitra NATO lain, termasuk Georgia dan Moldova," ujar Obama di Estonia, Rabu (3/9).
Dia mengatakan AS akan terus menawarkan pelatihan dan bantuan untuk membantu militer Ukraina lebih kuat. Obama mengajak negara anggota untuk menegaskan kembali prinsip yang selalu menuntun persekutuan mereka.
Bagi negara yang memenuhi standar kami dan memberi kontribusi yang berarti bagi keamanan kita, pintu menuju keanggotaan NATO selalu terbuka. Di bawah perjanjian NATO, serangan terhadap salah satu negara anggota NATO sama artinya dengan serangan terhadap seluruh negara anggota.
Negara-negara Baltik bergabung dengan NATO dan Uni Eropa pada 2004. Ukraina bukanlah anggota keduanya, namun telah mengjukan permintaan untuk bergabung.