REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), saat ini menggunakan gas metan dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Puuwatu Kendari untuk kebutuhan memasak.
Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kendari, Tin Farida, di Kendari, Sabtu (6/9), mengatakan, gas metan yang dihasilkan dari TPAS Puuwatu ini sudah dijadikan sebagai bahan bakar gas pengganti elpiji bagi warga sekitar.
"Tetapi untuk sementara masih terbatas yang menggunakan yakni warga yang berada di sekitar TPA Puuwatu dan warga yang berada di Kampung Mandiri Energi Kendari," kata Tin.
Tin Farida mengatakan, proses penangkapan gas metan dari dalam tumpukan sampah melalui pipa penyalur hingga mengeluarkan gas ke permukaan yang bisa digunakan langsung oleh masyarakat.
"Pipa tersebut ditancapkan dengan kedalaman tertentu. Setelah tertancap, gas yang terambil itu mengalir ke sistem pemisah gas di pipa terminal utama," katanya.
Tin mengakui, pemanfaatan sampah di TPAS Puuwatu menjadi gas metan masih terbatas, karena belum bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas, tetapi itu akan menjadi tujuan jangka panjang.
"Selain untuk kebutuhan kompor gas atau untuk memasak bagi warga sekitar, gas metan ini juga sebagai bahan bakar genset untuk penerangan sekitar TPAS Puuwatu ini," katanya.