REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Golkar harus mengedepankan ‘politik luhur’. Kemenangan Partai Golkar tentu akan jauh lebih berarti dan bermakna ketika juga diiringi dengan kemenangan gerakan politik luhur.
Bakal calon ketua umum DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso mengatakan Demokrasi yang dibangun saat ini cenderung liberal. "Ini tidak boleh menggerus kekuatan nilai-nilai budaya luhur dan moral bangsa, khususnya nilai-nilai yang tulen Indonesia seperti gotong-royong, tepo seliro, dan lainnya," kata Priyo.
Partai Golkar, lanjut dia, harus menjadi motor penggerak dan berada di garda terdepan untuk mengkampanyekan dan mempraktikkan ‘politik luhur’ dalam peri kehidupan berpolitik, berbangsa dan bernegara. Golkar ke depan jangan hanya menampilkan etalase sebagai partai yang hanya bertujuan merebut kekuasaan semata, namun harus memegang teguh politik luhur.
"Bahwa kekuasaan adalah untuk kepentingan rakyat dan diabdikan untuk kesejahteraan rakyat banyak. Dengan ‘politik luhur’, Golkar bertekad membangun kembali ‘ideologi karya-kekaryaan’ yang sekarang mulai kehilangan rohnya," papar dia.
Ideologi karya kekaryaan adalah sumbangsih Partai Golkar untuk Indonesia. Kata Priyo, kehadiran Golkar adalah bekerja dan berkarya untuk kemajuan rakyat dan bangsa. "Partai Golkar adalah partai tengah dan moderat, tidak akan menggunakan jalan kekerasan untuk mencapai tujuan politik. Tidak ada aksi ‘cap jempol darah’ dalam tradisi politik Golkar," kata dia.