REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA -- Berdasarkan data sipongi melalui satelit NOAA-18 per 6 September 2014 di Provinsi Kalimantan Tengah terpantau 176 titik panas (hotspot).
Apabila dijumlahkan dari 1 hingga 6 September titik panas berkisar 397 dan angka tersebut mengalami peningkatan yang drastis dibandingkan bulan Agustus, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng, Mochtar di Palangka Raya, Senin.
"179 'hotspot' tersebut merata di seluruh Kabupaten dan Kota se-Kalteng. Tapi, per tanggal 7 September mengalami penurunan menjadi 30 titik. Kami berharap jumlah itu mengalami penurunan terus menerus," kata Mochar.
Per 6 september titik panas tertinggi berada di Kabupaten Pulang Pisau 40 titik, Katingan 32 titik, Kotawaringin Timur 27 titik, Kapuas 18 titik, Kotawaringin Barat 14 titik, Sukamara 13 titik, Seruyan 12 titik, Palangka Raya 10 titik, Gunung Mas 3 titik, Barito Timur 3 titik, Lamandau 2 titik, Murung Raya 1 titik dan Barito Utara 1 titik.
Kepala BPBD Kalteng mengatakan, Tim Manggala Agni Penanggulangan Kebakaran hutan dan lahan di provinsi ini telah berupaya keras mencegah agar tidak terjadi kabut asap, namun kondisi sekarang banyak masyarakat membakar lahan.
"Sekeras apapun usaha yang dilakukan tim memadamkan api, kalau masyarakat masih tetap membakar, ya tetap saja kabut asap terjadi di Kalteng. Kami berharap masyarakat bersama-sama menjaga agar tidak terjadi kebakaran," kata Mochtar.
Dia mengatakan, pesawat hercules telah optimal menabur garam di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai", namun awan comullus belum mendukung terjadinya hujan buatan.
Sekarang, lanjut dia, Tim Darat Manggala Agni bersama kelompok pemadam kebakaran milik masyarakat bekerja keras melakukan pemadaman terhadap lahan yang terbakar.
"Jadi sudah sangat optimal upaya yang dilakukan Tim Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalteng ini. Kami sekali lagi berharap agar semua pihak tidak membakar lahan," demikian Mochtar.