REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tetap dijalankannya tender mobil Mercy untuk menteri-menteri Jokowi dianggap sebagai cerminan Pemerintah SBY tidak mau kerja sama Tim Transisi.
Direktur Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi mengatakan Keputusan Sekretariat Negara untuk tetap melakukan pengadaan mobil baru Mercedez Bens senilai 91 miliar adalah pesan implisit SBY. Bahwa SBY merasa tidak memerlukan dan tidak mau diganggu tim transisi selama dia masih menjabat .
"Soal 'transisi' mobil Mercedez para menteri saja tidak bisa dikomunikasikan Tim Transisi dengan pemerintahan SBY apalagi program-program lain. Politik itu lihat gelap dalam terang, lihat terang dalam gelap," kata Fahmi, Rabu (10/9).
Fahmi menjelaskan curhatan dan komplain SBY terhadap tim transisi Jumat (5/9) lalu menegaskan bahwa program dan kebijakan masih tetap tanggung jawabnya hingga 20 Oktober. Itu bukti bahwa agenda Jokowi tidak bisa dipaksakan selama SBY masih menjabat.
"Jadi lebih baik Tim Transisi tidak usah kerempongan ke sana-ke mari koordinasi dengan menteri-menteri untuk menyesuaikan program Jokowi-JK. Cape-capein aja malah disemprot," paparnya.
Tim Transisi harusnya membaca sinyal SBY. "Tunggu aja 20 Oktober. Siapkan dari sekarang. Masa tidak "terbaca" sinyal SBY tersebut," katanya.
Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini