Rabu 10 Sep 2014 15:23 WIB

Survei: 69 Persen Pemuda Iran Akses Internet Secara Ilegal

Internet turunkan kesadaran beragama.
Foto: Themuslimtimes.org
Internet turunkan kesadaran beragama.

REPUBLIKA.CO.ID,  TEHERAN -- Dua pertiga pemuda Iran menggunakan piranti lunak ilegal guna mengakses laman yang dilarang pemerintah. Demikian hasil penelitian Kementerian Pemuda dan Olahraga Iran yang dipublikasikan, Selasa kemarin.

"Sekitar 69.3 persen proxy negara lain dimanfaatkan pemuda Iran guna menghindari sensor internet," kata

Kepala Pusat Penelitian Kementerian Pemuda dan Olahraga Iran,  Mohammad Taghi Hassanzadeh, seperti dilansir Alarabiya.net, Rabu (10/9).

Saat ini, Iran melakukan sensor ketat terhadap laman jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan Youtube. Masing-masing laman itu tidak bisa diakses secara reguler, namun bisa menggunakan aplikasi ilegal.

Dari penelitian dilakukan selama setahun mulai Maret 2013-Maret 2014 yang melibatkan 15.000 pemudia berusia 15-29 tahun ini tercatat lebih dari 67.4 persen mengakses internet. Rincian penggunaan internet meliputi 19.1 persen chattin, 15.3 persen jejaring sosial, dan 15.2 persen hiburan.

"Hanya 10.4 persen yang melakukan penelitian atau mencari bahan-bahan pendidikan," kata dia.

Presiden Iran Hassan Rouhani memastikan sensoir internet dan pemisahan gender bukan kepentingan utama Iran. Saat ini, Iran memiliki kebijakan penyaringan konten dalam jaringan Internet termasuk memblokir akses ke Facebook, Twitter, dan YouTube, kecuali akses dengan piranti lunak ilegal.

Pemerintah Iran juga sering dituduh sengaja memperlambat akses jaringan Internet sehingga menyebabkan sejumlah situs Internet sulit dibuka. Namun, keputusan Pemerintahan Rouhani untuk menyetujui lisensi untuk mempercepat akses Internet jaringan selular 3G kepada dua perusahaan Iran pada Agustus dipandang sebagai langkah pertema menuju akses Internet yang lebih mudah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement