REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penganut atheis memprotes kebijakan militer Amerika Serikat yang melangsungkan sumpah atas nama Tuhan. Hal ini dinilai tidak menghargai mereka yang atheis.
"Pemerintah tidak bisa memaksa orang yang tidak percaya untuk mengambil sumpah yang menegaskan keberadaan makhluk tertinggi," kata Monica Miller, seorang pengacara untuk Asosiasi Humanis Amerika.
Masa tugas sersan itu berakhir pada bulan November dan dia sampai saat itu harus mendaftar kembali dan mengambil sumpah, kata juru bicara Angkatan Udara AS Ann Stefanek.
Sementara itu, "pendapat hukum tertulis tengah diminta" dari pengacara top Pentagon, katanya.
Angkatan udara telah diwarnai oleh kontroversi selama bertahun-tahun terkait agama dan peran penginjil Kristen.
Akademi Angkatan Udara AS di Colorado menghadapi tuduhan beberapa tahun yang lalu bahwa kelompok Kristen evangelis memiliki pengaruh dominan di lembaga itu.
Tapi upaya untuk melawan bias telah memicu kritik dari kelompok-kelompok aktivis Kristen, yang menyatakan aturan baru menghambat ekspresi keagamaan pasukan.
Aturan sengketa itu melarang komandan mempromosikan agama dan keyakinan mereka kepada bawahan mereka.
Para pendukung kebijakan mengatakan hal itu melindungi pasukan yang khawatir karir mereka bisa terancam jika mereka tidak ambil bagian dalam kegiatan keagamaan Kristen pimpinan mereka.
Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini