Kamis 11 Sep 2014 21:19 WIB

Tragedi MH17: Pelaku Penembakan Disebut tak Akan Bertanggung Jawab

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Seorang pria asal Queensland yang kehilangan orang tuanya dalam tragedi pesawat MH17 mengatakan, ia yakin mereka yang menyebabkan jatuhnya pesawat akan selalu lari dari tanggung jawab.

Dua dokter asal Toowoomba, Roger dan Jill Guard, berada di antara 298 penumpang dan awak kabin yang terbunuh saat pesawat Malaysia Airline MH17 ditembak jatuh di timur Ukraina pada 17 Juli. Anak laki-laki mereka, Paul, mengungkapkan, “Saya yakin aksi itu akan selalu disangkal oleh mereka yang bertanggung jawab. Saya tak melihat hal itu sebagai prioritas mereka seperti mencari solusi konflik,” jelasnya, baru-baru ini.

Paul Guard mengatakan, meski mereka yang menembak jatuh pesawat MH17 akan selalu lepas dari tanggung jawab, apa yang lebih penting adalah mencari siapa yang meluncurkan misil di pinggiran Donetsk. Paul juga melakukan upaya penggalangan dana bagi organisasi amal favorit orang tuanya, yakni Dokter Tanpa Batas atau “Medecins Sans Frontieres.”

 

Paul memperbarui permintaannya terhadap Pemerintah Australia untuk mengakhiri konflik di Ukraina, yang ia sebut sebelumnya sebagai hal yang lebih penting ketimbang mencari pihak di balik penembakan MH17. “Saya tentu saja senang untuk mendengar lebih banyak kondisi sesaat sebelum jatuhnya pesawat tapi saya pikir isu yang lebih penting adalah untuk fokus pada penyelesaian konflik,” utaranya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, telah menyalahkan Ukraina atas jatuhnya pesawat MH17, menyebut bahwa tragedi itu tak akan pernah terjadi jika Kiev tak mengangkat senjata. Paul juga mengungkapkan bahwa jasad kedua orang tuanya akan segera tiba di Australia. “Dalam banyak cara, mengingat kondisi yang terjadi, kami sebenarnya cukup beruntung dibanding beberapa keluarga lain, kami punya akhir positif dari hasil identifikasi jenazah,” sebutnya.

Sebuah laporan yang menyebut proses jatuhnya pesawat memberi sedikit kelegaan

Pada 9 September, Dewan Keamanan Belanda mempublikasikan sebuah laporan yang menyebut MH17 jatuh berserakan di atas Ukraina karena dampak dari pecahan-pecahan badan pesawat yang besar.

Paul mengatakan, ia sedikit lega bahwa laporan itu menyebut para penumpang di pesawat tak mengalami penderitaan. “Saya kira laporan itu bermanfaat setidaknya mengkonfirmasi apa yang telah kita tahu atau sangkakan. Saya pikir dengan terjadinya ini secara tiba-tiba, hal itu bagaikan sebuah pelipur lara,” urainya.

Paul menerima laporan berlangsungnya gencatan senjata di timur Ukraina saat ini, dengan hati-hati. Ia sepakat menyebut bahwa pemindahan pemberontak pro-Rusia ke wilayah Rusia sebagai langkah yang positif.

“Saya harap mereka terus berkomunikasi satu sama lain dan saya yakin bahwa solusi politik seharusnya mampu mengatasi konflik tersebut,” jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement