REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bukan hanya terjadi pada tahun ini saja. Konflik yang berujung pada pemecatan beberapa kader partai telah dimulai pascareformasi.
Pada tahun 2002, Zainuddin MZ bersama beberapa tokoh PPP mendirikan PPP reformasi. Pembentukan PPP reformasi dikarenakan sebagai bentuk ketidakpuasaaan atas kepemimpinan Hamzah Haz sebagai ketua umum PPP untuk periode pertama hingga tahun 2003.
PPP Reformasi akhirnya pada tahun 2003 berubah menjadi Partai Bintang Reformasi (PBR). Namun keberadaan PBR tidak bertahan lama di dunia politik.
Konflik PPP kembali terjadi pada tahun 2007. Kali ini jabatan ketua umum dipegang oleh Suryadharma Ali (SDA) dan Sekjen Irgan Chairul Mahfiz. Aksi pemecatan beberapa kader pun berlangsung. Pada tahun 2008, SDA memecat kader Bachtiar Chamsyah di Partai Muslimin Indonesia (Parmusi). Saat itu Bachtiar Chamsyah menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP.
Seperti diketahui PPP didirikan berdasarkan sebagai hasil fusi politik empat partai Islam, yaitu Partai Nadhlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Perti.