Selasa 16 Sep 2014 14:00 WIB

Jokowi Cuma Mimpi Kabinet Profesional

Rep: c87/ Red: Erdy Nasrul
Presiden SBY dan Gubernur DKI Jakarta Jokowi.
Foto: Setkab
Presiden SBY dan Gubernur DKI Jakarta Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Professor of Asian Societies and Politics, Vedi R Hadiz, mengatakan kabinet profesional yang akan dibentuk Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) adalah mimpi. Sebab, kabinet porfesional akan sulit dicapai melihat realitas politik di Indonesia.

"Dari awal ide kabinet profesional adalah mimpi, realitas politik Indonesia ga mungkin. Ini juga sudah disadari Jokowi. Upaya merampingkan kabinet tidak dijalankan lagi," kata Vedi seusai mengisi seminar di Auditorium Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (16/9).

Selain itu, sejak awal, Jusuf Kalla sudah menentang ide jumlah kabinet dirampingkan. JK mengatakan tidak perlu, dengan alasan teknis.

"Tapi sebenarnya itu alasan politis, semakin sedikit posisi yang ada, semakin sedikit yang bisa dibagi-bagikan," ujarnya.

Dalam pembentukan kabinet, Jokowi harus pintar-pintar melakukan negosiasi. Sebab, Jokowi tidak memimpin partainya sendiri.

Bahkan Jokowi tidak punya partai, sehingga harus mengakomodasi PDIP. Apalagi di dalam tim transsi terdapat orang-orangnya Megawati.

Kabinet Jokowi terancam kembali ke masa Orde Baru. Oleh karena itu, pemerintahan Jokowi-JK harus mengakomodasi parpol-parpol di luar pendukung mereka.

Selain itu, dukungan Jokowi di kursi DPR hanya 37%. Di antara pihak-pihak yang mendukungnya,  orang-orang punya kepentingan yang tidak reformis. Saat ini Jokowi menghadapi masalah yang baru terasa realitas.

"Ekspektasi kita terhadap Jokowi perlu di turunkan. Bukan pesimis, harapan orang terhadap Jokowi kadang-kadang terlalu tinggi. Itu akan menjadi beban buat dia. Daripada beban buat dia, kita lihat apa sih yang realistis bisa dia capai, kalau semua diselesaikan akan menjadi beban," terangnya. 

Jokowi juga harus menentukan posisi kabinet-kabinet mana yang paling integral untuk menjalankan visinya jika visi itu betul-betul terbentuk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement