REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pengusaha properti dan pusat perbelanjaan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Karman Karim meminta media massa tidak berlebihan memberitakan kasus terorisme di provinsinya sebab dapat berakibat investor menjadi ragu-ragu merealisasikan rencana penanaman modal.
Karman Karim di Palu, Rabu, mengaku mendapat kabar rekannya dari Jakarta terkait pemberitaan terorisme yang membuat takut.
Dia juga mendapat kiriman gambar berupa pemberitaan dari media nasional yang menyebut perekrutan teroris asing di Kabupaten Poso.
Karman Karim yang telah membangun dua pusat perbelanjaan terbesar di Sulawesi Tengah berharap media bisa memberitakan tidak berlebihan sehingga seolah-olah Sulawesi Tengah adalah daerah rawan.
Saat ini Karman Karim berencana membuat pusat perbelanjaan di Kabupaten Poso yang akan menjaring sejumlah investor dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Salah satu syarat yang dibutuhkan investor untuk menanamkan modalnya di sebuah daerah adalah jaminan keamanan.
Beberapa hari sebelumnya polisi menangkap empat warga negara asing yang berasal dari Uighur, Tiongkok, yang berbatasan dengan Turki. Empat pemuda itu hendak menuju ke Kabupaten Poso dengan tujuan yang belum jelas.
Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Ari Dono Sukmanto sendiri mengaku keterlibatan empat warga asing itu dengan kegiatan terorisme di Kabupaten Poso.
Empat pemuda asing yang kini masih menjalani pemeriksaan di Jakarta itu juga masih didalami keterlibatannya dengan organisasi ISIS.
"Semuanya masih didalami, dan sementara ini belum ada kesimpulan," katanya.
Dia juga menyatakan Kabupaten Poso dan daerah lainnya di Sulawesi Tengah adalah daerah aman sehingga warga tak perlu khawatir terkait kondisi keamanan.
Beberapa waktu lalu Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT) menggelar pelatihan kepada jurnalis di Kota Palu agar bisa membuat karya jurnalistik damai agar tercipta pemberitaan yang tidak menimbulkan rasa takut.