REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Apabila Megawati dikukuhkan menjadi Ketua Umum PDIP sampai 2020, artinya anak kedua dari Presiden pertama Indonesia Soekarno itu semakin memantapkan sosoknya sebagai ketua umum partai terlama sepanjang sejarah politik Indonesia selama 27 tahun.
Megawati yang hanya menyelesaikan pendidikan sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia pernah menuntut ilmu di Universitas Padjadjaran Bandung bidang pertanian namun tidak sampai lulus selain itu ia juga pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tetapi juga tidak sampai lulus.
Meskipun begitu pengalaman politiknya dinilai cukup banyak. Sejak tahun 1986 mulai masuk ke dunia politik sebagai Wakil Ketua PDI Cabang Jakarta Pusat, karier politiknya terbilang melesat. Mega hanya membutuhkan waktu satu tahun untuk menjadi anggota DPR RI.
Kemudian dalam dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya tahun 1993, Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI. Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua Umum PDI. Mega pun dilengserkan dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.
Langkah Megawati tidak gentar. Meskipun terjadi penyerangan di kantor DPP PDI, ia tetap tidak berhenti dan tidak mengakui hasil dari kongres PDI di Medan. Akhirnya, PDI pun terbelah dua, PDI di bawah Soerjadi dan PDI pimpinan Mega. Pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah tetapi massa PDI lebih berpihak pada Mega.
Tahun 2014 pun menjadi momentum penting bagi PDIP. Partai berlambang banteng itu akhirnya meraih kemenangan di Pileg dan Pilpres 2014. Maka, pada Rakernas IV itu menjadi momentum politik penting bagi PDIP yang secara resmi menyatakan perubahan sikap politik partai sebagai partai pemerintah setelah selama sepuluh tahun menjadi partai oposisi yang berada di luar pemerintahan.