REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BRANDAN -- Museum Pertamina layak dibangun di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, sebagai penghargaan terhadap kontribusi historis kota itu dan wilayah sekitarnya terhadap pembangunan sektor perminyakan nasional, kata seorang tokoh pemuda.
"Sumur minyak mentah pertama berada di Desa Telaga Said dan kilang pengolahannya di Pangkalan Brandan. Inilah cikal bakal Pertamina," kata Asyari, penasehat MPO Pemuda Pancasila Kecamatan Babalan yang juga lurah Brandan Timur Baru, di Pangkalan Brandan, Rabu.
Kehadiran Museum Pertamina yang menyajikan informasi audio visual tentang perjalanan sejarah perminyakan di Tanah Air itu tidak hanya dapat dijadikan obyek wisata edukasi bagi orang-orang Indonesia tetapi juga turis asing. (Baca: Minyak 'Pertamina' Belanda Kering Saat Syekh Rokan Minggat)
"Dengan kehadiran para wisatawan lokal dan mancanegara ke museum itu nantinya, perkembangan ekonomi warga Brandan dan sekitarnya pun akan semakin tumbuh," katanya menjawab pertanyaan tentang sumbangsih Pertamina bagi Pangkalan Brandan saat ini.
Menurut Asyari, kehadiran museum perminyakan itu layak dipertimbangkan Pertamina sebagai bagian dari cara perusahaan minyak dan gas milik negara ini membalas kontribusi bersejarah kota itu sekalipun perannya kini tak lagi maksimal bagi pemasukan korporasi.
"Janganlah ada kesan seperti habis manis sepah dibuang," kata pemimpin Kelurahan Brandan Timur Baru yang membawahi lima lingkungan dengan total warga mencapai sekitar 3.400 kepala keluarga itu.
Lokasi museum itu nantinya bisa memanfaatkan lahan kompleks perumahan Pertamina seperti yang ada di Puraka Satu dan Puraka Dua yang sudah lama dibiarkan tidak terawat, kata Asyari.