Kamis 25 Sep 2014 17:39 WIB

Pelapor Khusus PBB Wibisono Siap Masuk Gaza

Anak-anak di Gaza tengah melaksanakan shalat Jumat.
Foto: AP
Anak-anak di Gaza tengah melaksanakan shalat Jumat.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pelapor Khusus PBB tentang Situasi HAM di Palestina sejak 1967 (United Nations Special Rapporteur on the Situation of Human Rights in the Palestinian Territories Occupied since 1967) Makarim Wibisono menyatakan siap memasuki Jalur Gaza.

"Izin masuk Jalur Gaza sedang diproses di Kementerian Luar Negeri Mesir untuk tugas pengumpulan data di berbagai bidang di Jalur Gaza," kata Makarim dalam perbincangan dengan Antara di Wisma Duta KBRI Kairo, Kamis.

Dalam perbincangan sambil sarapan di Wisma Duta itu, Makarim Wibisono didampingi Dubes RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi, Kepala Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Kairo Nugroho Yuwono Aribhimo, dan Istri Dubes Iesye Suwandi.

Sejak dilantik sebagai Pelapor Khusus PBB untuk Situasi Hak Asasi Manusia (HAM) Palestina pada tanggal 2 Juni 2014, baru kali ini Wibisono memasuki Jalur Gaza.

Diplomat senior Indonesia itu mengungkapkan tugas-tugas yang diembannya bukan saja di Jalur Gaza dan di Tepi Batat yang diduduki Israel, melainkan juga masalah HAM di kantong-kantong komunitas Palestina di dalam negara Israel.

"Selain tinjauan lapangan, saya juga akan memawancarai lebih dari 100 pejabat terkait mencakup juga beberapa jenderal militer Israel," kata mantan Ketua Dewan HAM PBB itu.

Untuk di Jalur Gaza, Wibisono akan menitikberatkan pada pengumpulan data tentang dampak agresi militer Israel terbaru pada bulan Juni dan Agustus lalu yang menewaskan sebanyak 2.184 orang Palestina dan sejumlah kasus lainnya.

Mantan Wakil Tetap RI untuk PBB di New York dan Jenewa itu menjelaskan pihak Israel untuk pertama kali menanggapi surat permohonan izin untuk menjalankan tugas meninjau di wilayah Palestina dan Israel.

"Pemerintah Israel melalui Wakil Tetap Israel untuk PBB di Jenewa, Eviatar Manor, dalam surat balasannya menetapkan akan mempertimbangkan permohonan izin masuk wilayah Palestina dan Israel pada bulan Maret 2015," katanya.

"Jawaban Israel untuk surat permohonan tersebut baru pertama kali dalam sejarah karena hal itu belum pernah terjadi terhadap Pelapor PBB sebelumnya yang tidak diperdulikan Israel," ujar Makarim.

Menanggapi tuduhan media massa Israel bahwa dirinya anti-Semit (Yahudi), Wibisono membantah tegas tuduhan itu, dan menegaskan bahwa pihaknya akan secara objektif dan profesional sesuai dengan kenyataan di lapangan dalam melakukan tugasnya.

"Saya bukan anti-Semit, saya menyusun pelaporan sesuai dengan data di lapangan yang saya melihat sendiri secara objektif tanpa rekayasa," katanya.

Hasil pelaporan menyenai persoalan HAM di Palestina itu akan menjadi dasar bagi PBB untuk upaya penyelesaian konflik Palesatina-Israel.

Wibisono menegaskan bantuan kepada Palestina tidak hanya dalam bentuk materi berupa bahan makanan, tetapi yang penting adalah bagaimana mencari titik temu perdamaian jangka panjang yang bermuara pada kemerdekaan Palestina dan Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement