Ahad 28 Sep 2014 06:22 WIB

Warga Hongkong Berani Tuntut Pemilihan Langsung

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
Hongkong
Hongkong

REPUBLIKA.CO.ID,HONGKONG--Puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan berunjuk rasa di jantung Hongkong Sabtu (27/9) malam menuntut pelaksanaan pemilihan langsung.

Para pengunjuk rasa berunjuk rasa hampir 24 jam. Mereka bubar setelah polisi menggunakan semprotan cairan merica. Aparat juga menangkap lebih dari 60 orang yang menentang kekuasaan pemerintah Tiongkok atas kota itu.

"Jika kami tidak unjuk rasa, kami akan mencemaskan masa depan karena tak bisa," kata Li, wanita berusia 33 tahun yang hanya menyebutkan nama depannya pada Reuters.

Meski mendapat perlawanan keras, massa tak kenal menyerah. Bahkan terdapat 34 orang dirawat di rumah sakit hingga Sabtu malam akibat bentrokan-bentrokan dengan petugas keamanan.

"Polisi telah menggunakan kekuatan yang tak seimbang untuk menghentikan aksi para pelajar dan mahasisiwa dan itu harus dikutuk," kata salah seorang pemimpin  gerakan Occupy Central yang pro demokrasi Benny Tai.

Hongkong kembali dari Inggris ke kekuasaan Tiongkok pada 1997 di bawah formula satu negara, dua sistem. Namun, hal ini tidak dinikmati di Tiongkok Daratan. Pemerintahan Beijing bulan lalu menolak tuntutan rakyat untuk memilih secara bebas pemimpin pada tahun 2017 nanti.

Para pegiat demokrasi pun mengancam akan menutup pusat keuangan di pusat kota itu dalam kampanye pendudukan pusat. Lantaran Tiongkok ingin membatasi pemilihan hanya kepada sejumlah calon yang setia kepada Beijing.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement