REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana untuk mengubah pembayaran sistem parkir meter, dari menggunakan uang koin menjadi secara electronic money (e-money).
"Besok juga sistem parkir ini diganti dari koin jadi e-money," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu, Ahad (28/9).
Ahok melanjutkan, penerapan sistem parkir meter dilakukan untuk menghindari kebocoran setoran. Selain itu sistem ini dinilai juga bisa menghindari praktik premanisme, serta dapat menaikan pendapatan daerah.
"Ia betul, sistem parkir ini untuk menghindari kebocoran setoran yang sering terjadi," katanya.
Seperti diketahui, sistem parkir meter saat ini baru diterapkan di Jalan KH Agus Salim atau di kawasan Sabang, Jakarta Pusat. Sebanyak sembilan unit mesin parkir meter telah dipasang di Jalan Sabang, Kamis (25/9) malam lalu. Mesin tersebut juga telah diujicobakan sehari setelah pemasangan.
Bagi para pengendara yang akan memarkir di Jalan Sabang, pertama-tama mereka harus memilih jenis kendaraan yang digunakan. Setelah memilih jenis kendaraan baik motor atau mobil, mereka menuliskan nomor polisi di mesin tersebut. Kemudian pengendara memilih durasi waktu parkir.
Setelah melengkapi informasi yang dibutuhkan, mesin parkir meter tersebut akan mengeluarkan sebuah struk. Kendaraan yang hendak meninggalkan area parkir kemudia harus menunjukan struk pembayarannya.
Jika pengendara melewati batas waktu dari yang dipilih, maka petugas meminta mereka menambah pembayaran. Uang pembayaran dimasukan ke dalam mesin parkir meter, yang saat ini disiapkan untuk menangkap koin senilai Rp 500 dan Rp 1000.
Sebanyak 34 petugas parkir yang biasa beroperasi di Jalan Sabang juga akan dikerahkan untuk mengawasi sistem kerja parkir meter ini.