Selasa 30 Sep 2014 13:45 WIB

PM India Desak AS tidak Tarik Pasukan Terlalu Cepat dari Afghanistan

Afghanistan
Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perdana Menteri India Narendra Modi Senin mengingatkan Amerika Serikat untuk tidak mengulangi "kesalahannya" di Irak dengan menarik terlalu cepat pasukannya di Afghanistan.

Modi, yang menurut recana akan bertemu dengan Presiden Barack Obama Selasa, mengatakan pasukan AS telah memperkuat "stabilitas" di Afghanistan yang membantu negara itu bergerak menuju "satu hasil yang baik."

"Tetapi kami meminta Amerika tidak mengulangi kesalahan yang anda buat di Irak," kata Modi di Dewan Hubungan Luar Negeri di New York.

Karena setelah penarikan yang cepat pasukan AS di Irak, apa yang terjadi di sana, proses penarikan pasukan di Afghanistan harus diperlambat. Biarkan negara itu dapat mengatasi sendiri keamanannya, kecuali kemudian anda dapat menghentikan kegiatan Taliban di sana," kata Modi, yang berbicara dalam bahasa Hindi yang diterjemahkan oleh seorang penerjamah.

Pernyataan Modi itu diucapkan pada hari di mana pemerintah baru Afghanistan mengisyaratkan mereka akan menandatangani satu perjanjian keamanan bilateral dengan AS yang akan mengizinkan penempatan sejumlah tentara NATO setelah penghentian operasi tempur Barat di negara itu sebelum akhir tahun ini.

Berdasarkan perjanjian itu, penggelaran pasukan AS di Afghanistan akan dikurangi menjadi sekitar 9.800 tentara pada awal tahun 2015.

Pasukan itu akan dikurangi lagi seperuh akhir tahun 2015, sebelum dikurang menjadi tingkat normal kehadiran untuk menjaga kedubes AS pada akhir tahun 2016.

Modi tidak menyebut tentang jadwal tetapi menegaskan bahwa India cemas pada stabilitas di Afghanistan seharusnya tidak disia-siakan.

Obama dalam satu wawancara yang disiarkan Ahad mengatakan badan-badan intelijen AS telah meremehkan bangkitnya kelompok gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kini berganti nama IS (Islamic State) di Irak dan Suriah dan meremehkan kemampuan pasukan Baghdad untuk mengatasi mereka.

Modi juga menyerukan dunia bersatu memerangi gelombang terorisme.

"Kami telah menghadapi masalah ini selama 40 tahun dan itu tidak ada batasnya," kata Modi.

Pemimpin baru India itu, berikrar dihadapan massa dalam kunjungan resmi pertamanya ke AS, mengunjungi Gedung Putih pada saat Obama sedang menggalang koalisi internasional yang luas untuk menghadapi kelompok garis keras IS itu.

Modi mengatakan bahwa rekaman video-video mengatakan para wartawan AS yang digorok oleh para pendukung IS adalah tidak berperikemaunsiaan, dan itu adalah gejala baru realitas abad ke-21.

"Terorisme adalah musuh kemanusiaan dan siapapun yang percaya pada kemanusiaan, mereka semuanya harus bekerja sama," katanya.

Akan tetapi Modi tidak menyatakan sikap India mengenai koalisi anti-IS Obama itu.

Tetapi perdana menteri itu , yang memimpin partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) mengatakan negaranya sendiri telah mengalami aksi terorisme dalam negeri selama bertahun-tahun dan menyatakann Alqaidah selalu gagal merekrut para warga Muslim untuk menjadi anggotanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement