REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen TNI Fuad Basya mengatakan pihaknya masih mendalami kasus pengeroyokan terhadap anggota polisi di Ambon yang tewas. Dimana melibatkan anggota TNI.
"Ini yang saya sampaikan, mengecek ke panglima kodam, itu sedang kita dalami," ujarnya kepada Republika, Selasa (30/9).
Menurutnya, berdasarkan keterangan panglima Kodam, anggota polisi tersebut sedang dalam keadaan mabuk dan kemudian membubarkan acara orang meninggal.
"Ada orang yang meninggal, disana biasa ramai-ramai, kemudian pada saat bersamaan ada anggota polisi yang sedang mabuk kemudian membubarkan," katanya.
Ia menuturkan dalam acara itu terdapat anggota TNI yang kemudian memukul polisi tersebut dan menyuruh pulang. "Yang bersangkutan (polisi) pulang namun datang lagi dan terus dikeroyok masyarakat karena disuruh pergi gak mau," katanya.
Fuad mengatakan penjelasan itu masih sifatnya sementara dan sepihak yang didapatkan. "Yang jelas sepihak, belum konfirmasi ke polisi," ungkapnya
Menurutnya, saat ini anggota TNI yang berada dalam acara tersebut sedang diperiksa. Termasuk, alasan pemukulan yang dilakukan. "Masih diselidiki dan masih diproses," katanya.
Sebelumnya, Kanitreskrim Polsek Nusaniwe Polres Pulau Ambon Maluku, Aiptu Paulus Lekatompessy meninggal dunia akibat dianiaya sekelompok orang dan diduga melibatkan oknum TNI pukul 20.30 WIT, Senin (29/9) di Losadewe, kota Ambon.
"Kasus itu sampai sekarang masih diselidiki Polres Ambon di-backup Polda Maluku," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Pol Agus Rianto di ruang Mabes Polri, Selasa (30/9).