REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Sabtu (4/10) meminta maaf kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena telah menuduh Ankara mendanai sekaligus mempersenjatai kelompok-kelompok teroris di Suriah.
Erdogan sempat bereaksi keras terhadap tuduhan Biden yang disampaikan di Universitas Harvard pada Kamis. Biden pada saat itu mengkritik Turki dan sejumlah negara Arab lain karena dinilai telah memberi dukungan uang dan senjata pada kelompok ISIS dan juga cabang Al-Qaida, Jabhat al-Nusra.
"Jika Tuan Biden menggunakan ungkapan tersebut, maka saya harus memutus hubungan dengan dia. Tidak ada orang yang dapat menuduh Turki telah mendukung organisasi teroris apa pun di Suriah, termasuk Daulah Islam," kata Erdogan.
Reaksi keras Erdogan tersebut kemudian direspon oleh Washington. Sebuah pernyataan tertulis yang disiarkan oleh kantor wakil presiden menyebut bahwa Biden telah menelpon Erdogan untuk "mengklarifikasi" tuduhannya.
"Wakil presiden meminta maaf terhadap dampak pernyataan bahwa Turki dan negara sahabat lain di Timur Tengah telah dengan sengaja memfasilitasi perkembangan ISIS atau kelompok ekstrimis lain di Suriah," demikian pernyataan tersebut menuliskan.
"Wakil presiden menjelaskan bahwa Amerika Serikat sangat menghargai komitmen dan pengorbanan yang diberikan oleh negara sahabat dari seluruh dunia untuk memerangi ISIS, termasuk Turki," tulis pernyataan tersebut menjelaskan isi pembicaraan telepon Biden dengan Erdogan.
"Kedua pemimpin memastikan pentingnya kerja sama Turki dan Amerika Serikat untuk memerangi ISIS," tulis pernyataan dari kantor wakil presiden.