Senin 06 Oct 2014 17:36 WIB

BPBD: Kabut Asap di Kalteng Bahaya Bagi Pernafasan

Kabut asap menyelimuti Pekanbaru.
Foto: Rony Muharman/Antara
Kabut asap menyelimuti Pekanbaru.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Tengah merilis kondisi udara di provinsi setempat sangat tidak sehat atau berbahaya akibat pekatnya kabut asap.

Kondisi udara tersebut berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) per 5 Oktober 2014 yang menunjukkan angka 281, kata Kepala BPBD Kalteng Mochtar di Palangka Raya, Senin (6/10).

"Kabut asap memang sedang pekat dan berbahaya bagi pernafasan. Kami menghimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan. Kalau memang harus keluar, gunakan masker," tambah dia.

Pekatnya kabut asap di Kalteng, khususnya Palangka Raya tidak sebanding dengan titik hotspot per 5 Oktober yang hanya dua titik yakni di Pulang Pisau dan Seruyan.

Mochtar mengatakan pekatnya kabut asap akibat pemadaman dilakukan Tim Darat maupun Udara Manggala Agni terhadap lahan yang banyak terbakar di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" ini.

"Kebakaran di Kalteng ini tidak bisa hanya sekali dipadamkan karena tanah nya gambut, strukturnya seperti spons. Paling tidak kita harus memadamkan sebanyak tiga kali di lokasi kebakaran itu baru bisa padam total," kata dia.

Dia mengatakan pada 1 hingga 3 Oktober terpatau banyak sekali titik api di seluruh Kalteng, seperti pada tanggal 1 Oktober sebanyak 196 titik api, tanggal 2 ada 333 titik api dan pada tanggal 3 ada 166 titik api.

Sementara tanggal 4 hanya ada 10 dan tanggal 5 hanya ada 2. Jumlah yang banyak beberapa hari itulah yang mengakibatkan pekatnya kabut asap lantaran banyaknya upaya pemadaman yang dilakukan.

"Kami mengharapkan masyarakat jangan lagi membakar. Ini hari Sabtu kemarin kita sudah rapat di Polda bersama TNI juga. Kalau ada yang kedapatan akan ditangkap dan hukumannya berat. Tapi kalaupun tidak ditangkap kita mau masyarakat sadar sendiri lah, kasian kesehatan kita sendiri juga," demikian Mochtar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement