REPUBLIKA.CO.ID, Kesadaran bahwa kejadian tersebut merupakan ujian ialah ketika ia tengah rehat menunggu rombongan di salah satu tiang masjidil haram dekat sumur zam-zam. Di sana, ia duduk sembari menyelonjorkan kaki.
Tiba-tiba dari kejauhan, ada seorang lelaki tinggi besar dari kejauhan menatapnya. Ia menggunakan kain ihram. Lelaki itu perlahan-lahan berjalan mendekatinya. Ceu Popong ketika itu tidak berpikir macam-macam.
Ia mengira, lelaki itu mengenalnya karena ia merupakan salah satu pengasuh salah satu lembaga pendidikan yang melibatkan para pelajar dari kawasan Timur Tengah. Setelah berjarak satu meter lebih, pria itu berhenti dan menatapnya.
Ceu Popong dengan polos bertanya, “Aya naon, bade ka abdi?” ia bertanya dalam bahasa sunda yang artinya: “Ada apa, mau ke saya?”.
Tapi pria besar itu tidak berkata apa-apa. Justru secara mendadak, pria itu mengangkat salahs atu tangannya dan menunjukkan ketiaknya di depan muka Ceu Popong. Sontak, Ceu Popong terpaku di tengah rasa tidak suka dan kaget. Pria itu pun pergi begitu saja, meningalkan Ceu Popong yang terbengong-bengong. “Dari situ saya sadar, Allah sedang menegur saya,” tuturnya.
Teguran Allah, bahwa terhadap segala hal, kita tidak boleh terlalu berlebihan. Entah itu membenci maupun menyukai. Cukuplah bersikap biasa-biasa saja, sebab segala hal yang ada di alam dunia merupakan ciptaan Allah yang Mahakuasa, yang mesti dihargai.
Sejak itulah, kejadian aneh tak muncul lagi. Tak lagi ia melihat ketiak atau tumit pecah-pecah. Jikapun melihatnya, perasaan hatinya sejak saat itu hingga kini menjadi biasa-biasa saja. Sepulang haji, ia semakin yakin akan kuasa Allah yang tak terbatas. Allah Maha mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati. Bahkan ketika kadar benci seorang hamba dirasa berlebihan terhadap sesuatu, Allah dengan Mahapenyayangnya, bersedia menegur.
Wanita yang selalu mendawamkan puasa daud ini pun berharap, di sisa hidupnya itu, ia ingin terus bermanfaat bagi sesama, dan sekecil mungkin tidak menjadi orang yang menyusahkan manusia lain. Dan tentu saja, Ceu Popong ingin terus menjaga hajinya agar senantiasa mendekati mabrur.