REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR-- Sekitar Lima warga sipil dan sedikitnya 25 lainnya terluka dalam bentrokan yang terjadi di bentangan perbatasan Kashmir yang disengketakan. Peristiwa tersebut merupakan jumlah korban terberat sejak pemerintah India membatalkan putaran negosiasi damai pada bulan lalu.
Dini hari ini, pasukan Pakistan melakukan serangan di desa Arnia, daerah yang berlokasi sekitar tiga km dari perbatasan. Menurut seorang Jenderal Inspektur pasukan keamanan perbatasan India, Rakesh Kumar mengatakan, serangan tersebut telah menewaskan lima orang dan melukai 25 warga sipil.
Ia mengatakan, serangan itu bertepatan dengan festival idul Adha yang dirayakan oleh umat Islam di kedua negar itu. Namun, terkait pemberitaan hal ini, tentara pakistan tidak segera menanggapi hal itu.
Seperti yang dilaporkan laman Reuters, Senin (10/6), sejak 1947 wilayah Himalaya Kashmir telah menjadi rebutan antara India dan Pakistan. Di mana, mereka telah terlibat tiga kali perang dan pertempuran keempat pada 2001 lalu. Dan, selama jeda itu bentrokan di perbatasan de facto atau dikenal sebagai garis kontrol (LoC) di daerah itu sering terjadi.
Sementara itu, Letnan Kolonel Brijesh Panday, petugas keamanan lainnya mengatakan, militer India telah menembak mati tiga dari lima militan Pakistan yang berusaha untuk menyebrang ke India, melalui LoC yang dijaga ketat oleh militer. Sedangkan, dua lainnya berhasil melarikan diri kembali ke Pakistan.
Seorang pejabat India mengatakan, hingga saat ini separatis Muslim Pakistan terus melawan pasukan India di bagian Khasmir untuk mengambil alih wilayah itu. Namun, terkait hal itu Pakistan membantah tuduhan India yang mengatakan Pakistan telah melatih dan mengirimkan pemberontak untuk menyerang sisi India itu.
Menteri Pertahanan India, Arun Jaitley mengatakan tentara India akan membalas setiap aksi kekeraan terbaru dari pihak lawan. "Biar semua orang yakin bahwa angkatan bersenjata kita sepenuhnya siap menghadapai dan menanggapi setiap provoskasi," ujarnya.