Selasa 07 Oct 2014 20:46 WIB

Asap Sumsel Masuki Perairan Pesisir Riau

Asap kebakaran. Ilustrasi
Asap kebakaran. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  PEKANBARU -- Kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumatera Selatan dilaporkan menembus hingga wilayah perairan pesisir Provinsi Riau.

Sejumlah warga di Kabupaten Bengkalis, Selasa sore mengatakan, kabut asap terlihat pekat di kawasan perairan yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu.

"Di pelabuhan penyeberangan Bengkalis, dekat Sei Pakning, kabut asap sampai pukul 17.00 WIB masih terlihat jelas," kata Usman lewat pesan elektronik.

Hasil pantauan dia, kapal-kapal yang melintas di Selat Bengkalis juga tampak samar akibat terhalang asap.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-Damkar), Mohamad Djalal mengatakan, tidak ada kebakaran lahan dan hutan di wilayah Kabupaten Bengkalis. "Asap ini dipastikan kiriman dari daerah lain. Namun dari informasi yang saya terima belum sempat mengganggu aktivitas pelayaran," katanya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan sebagian besar wilayah di Riau kembali dikepung kabut asap kebakaran hutan dan lahan kiriman dari Sumatera Selatan. "Kabut asap ini baru muncul sekitar pukul 13.00 WIB," kata Analis BMKG Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Bibin Sulianto.

Ia menjelaskan, kabut asap yang diindikasi hasil peristiwa kebakaran hutan dan lahan di provinsi tetangga itu baru sampai ke sejumlah wilayah di Riau termasuk Pekanbaru pada siang hari. "Sementara pagi tadi, sebagian besar udara di Pekanbaru masih aman-aman saja, tidak tercemar asap," katanya.

Walau demikian, lanjut kata dia, jarak pandang masih berada di atas 1.000 meter atau tidak begitu mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru. (T.KR-FZR)

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement