REPUBLIKA.CO.ID, BATURAJA -- Jumlah titik api di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, mengalami peningkatan dalam tiga bulan terakhir. Jumlah ini diduga akibat pembukaan lahan perkebunan oleh petani setempat.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Ogan Komering Ulu (OKU) Iskandar Zulkarnain di dampingi Kasi Perlindungan Hutan Fahrurrozi saat dikonfirmasi di Baturaja, Selasa menyatakan, sepanjang bulan Juli hingga September hampir 100 hektare lahan terbakar yang terdeteksi sinyal satelit di kabupaten OKU.
"Sebagian besar memang dibakar untuk membuka lahan perkebunan, namun ada juga yang terbakar dengan sendirinya, mungkin karena percikan api dari pembakaran lahan," kata Iskandar.
Menurutnya, pada bulan Juli lalu setidaknya tercatat tujuh lokasi kebakaran lahan dengan luas hingga 10 Hektare (Ha). Angka tersebut mengalami peningkatan jumlah titik api pada Agustus menjadi sembilan titik api dengan luas lahan sekitar 15 Ha.
Namun yang lebih mengejutkan terjadi pada September lalu jumlah titik api di kabupaten OKU naik hingga 47 titik dengan luas areal lahan terbakar mencapai 65 Ha lebih.
"Kalau titik kebakaran hutan dengan skala kecil yang hanya menghanguskan semak belukar cukup banyak, namun tidak termonitor dari satelit," katanya.
Mengenai dampak kebakaran lahan yang ada di Kabupaten OKU, ia mengaku sejauh ini belum membawa dampak signifikan.